INDOSPORT.COM – Kevin Sanjaya/Marcus Gideon gagal meraih juara di All England 2020 meski sudah menembus babak final. Apakah ini menjadi bukti bahwa All England merupakan sebuah kutukan untuk mereka yang tengah mencari hattrick gelar juara?
Pil pahit harus ditelan pasangan ganda putra Indonesia Kevin Sanjaya/Marcus Gideon di All England 2020. Selangkah lagi bisa membawa pulang gelar prestisius dari turnamen bulutangkis tertua di dunia itu, setelah bisa menembus babak final, pasangan berjuluk Duo Minions itu justru mengalami kekalahan dari pasangan Jepang Hiroyuki Endo/Yuta Watanabe.
Bukan hanya sekdar membuat keduanya gagal meraih gelar tahun ini di, kekalahan dalam pertarungan tiga set 18-21, 21-12 dan 21-19, Kevin Sanjaya/Marcus Gideon harus kembali mengubur mimpinya untuk mencatatakan hattrick tiga kali juara di All England sepanjang sejarah.
Kegagalan hattrick juara Kevin Sanjaya/Marcus Gideon di All England tahun ini juga kemudian menimbulkan tanda tanya besar, mengapa begitu sulit untuk mencatatakan hattrick juara di All England, khususnya di sektor ganda putra?
Kutukan Pencari Hattrick
Menjadi sebuah tanda Tanya besar, sebab setelah terakhir kali pasangan China Li Yongbo/Tan Bingyi mencatatkan gelar juara ketika di sektor ganda putra All England, tak ada lagi pasangan yang mampu menorehkan hattrick juara hingga kini.
Padahal dalam rentan waktu tahun 1991 hingga 2020 kini, cukup banyak ganda putra yang bisa mendapatkan dua gelar juara.
Setidaknya ada delapan pasangan ganda putra yang bisa meraih dua gelar juara dalam rentan waktu tersebut. Mulai dari Ricky Subagja/Rexy Mainaky (1995, 1996) Ha Tae-kwon/Kim Dong-moon (2000, 2002), Jens Eriksen/Martin Lundgaard Hansen (2004, 2006), Cai Yun/Fu Haifeng (2005, 2009), Jung Jae-sung/Lee Yong-dae (2008,2012), Mathias Boe/Carsten Mogensen (2011, 2015), Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan (2014, 2019), hingga Kevin Sanjaya/Marcus Gideon sendiri di tahun 2017 dan 2018.
Namun seperti adanya kutukan, setelah sukses di dua gelaran tersebut, Kevin Sanjaya/Marcus Gideon selalu gagal mengulang raihan gelar juara untuk ketiga kalinya.
Padahal dari tahun 2017 hingga tahun 2020 kini, posisi Kevin Sanjaya/Marcus Gideon masih merupakan pebulutangkis ganda putra terbaik dunia.
Status nomor satu dunia itu seakan tak ada artinya buat Kevin Sanjaya/Marcus Gideon. Seperti misalnya di tahun 2019 lalu, datang dengan status unggulan pertama, Kevin Sanjaya/Marcus Gideon justru sudah langsung tersingkir dari pasangan China Liu Cheng/Zhang Nan. Pasangan yang sebenarnya secara level berada masih dibawah mereka.
Di tahun ini sendiri seperti diketahui Kevin Sanjaya/Marcus Gideon harus kalah di babak final. Dimana secara tak beruntung Kevin Sanjaya/Marcus Gideon harus berjumpa lawan yang memang selalu sulit untuk mereka kalahkan, Hiroyuki Endo/Yuta Watanabe.
Di All England 2020 ini juga menjadi panggung bukti betapa sulitnya mengejar hattrick juara di turnamen bulutangkis tertua di dunia itu.
Sebab selain kegagalan Kevin Sanjaya/Marcus Gideon, pasangan Indonesia lainnya Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan, juga sekaan merasakan kutukan serupa.
Juga memiliki peluang untuk mencatatkan hattrick, setelah dua kali juara di tahun 2014 dan 2019, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan juga harus menelan pil pahit kalah dari pasangan Jepang yang akhirnya juara Hiroyuji Endo/Yuta Watanabe, pada babak perempatfinal.
Benar atau tidak adanya kutukan untuk para pencari hattrick juara di sketor ganda putra All England memang jelas sesuatu yang sulit untuk diyakini. Namun jika melihat catatan di 29 tahun terahir, hal itu memang seakan terjadi seperti yang dialami Kevin Sanjaya/Marcus Gideon dan Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan.