INDOSPORT.COM - Mia Audina dan sejumlah pebulutangkis Indonesia lainnya sempat menorehkan catatan menarik, meraih juara di Swiss Open untuk negara lain.
Tertundanya gelaran turnamen bulutangkis Swiss Open 2020 menambah daftar panjang rangkaian BWF World Tour yang tertunda akibat merebaknya virus corona di hampir seantero dunia.
Buat penggemar bulutangkis dunia, tertundanya Swiss Open 2020 ini secara langsung memunculkan sedikit kekecewaan, karena tak adanya hiburan dari oleh raga tepok bulu yang bisa disaksikan.
Tetapi di luar itu sebenarnya masih banyak fakta menarik yang bisa dikulik dari turnamen BWF World Tour level Super 300 itu.
Salah satunya mengenai fakta bahwa ada cukup banyak pebulutangkis Indonesia yang pernah meraih sukses juara di Swiss Open, namun dengan membawa bendera negara lain.
Bukan hanya satu, namun ada tiga kali kenyataan tersebut terjadi di Swiss Open. Kapan dan siapa saja pebulutangkis Indonesia yang juara dengan membawa bendera negara lain itu? Berikut INDOSPORT merangkumkan.
Fung Permadi
Pebulutangkis Indonesia pertama yang bisa meraih juara di Swiss Open dengan bendera negara lain adalah Fung Permadi.
Fung Permadi yang sebenarnya sempat meraih juara Swiss Open 1993 dengan benedera Indonesia, kembali meraih juara di tahun 1999, namun kala itu dengan membawa bendera Chinese Taipei.
Hal tersebut bisa terjadi karena setelah tahun 1995, Fung Permadi memang memilih untuk berpindah kewarganegaraan menjadi warga negara Chinese Taipei.
Hal itu dilakukannya demi mendapatkan kesempatan bermain lebih, karena di awal tahun 90-an itu namanya jarang mendapatkan tempat di tim bulutangkis Indonesia. kalah bersaing dengan nama-nama tenar seperti Haryanto Arbi dan Alan Budikusuma.
Mia Audina
Menyusul Fung Permadi, tunggal putri Indonesia Mia Audina juga sempat merasakan gelar juara Swiss Open dengan bendera negara lain. Itu dilakukan Mia Audina di Swiss Open 2002.
Sama seperti Fung Permadi, yang dilakukan Mia Audina juga terjadi setelah dirinya berpindah kewarganegaraan menjadi warga negara Belanda.
Namun tak seperti Fung Permadi, Mia Audina sebenarnya cukup sukses ketika masih berstatus sebagai pemain Indonesia.
Setidaknya wanita kelahiran Jakarta 22 Agustus 1979 itu pernah meraih medali perak Olimpiade Atlanta 1996, medali emas SEA Games 1997, Piala Uber 1994 dan 1996, Jepang Open 1997, Singapura Open 1997 hingga Indonesia Open 1998.
Kepindahan Mia Audina menjadi warganegara Belanda saat itu juga didukung faktor di mana dirinya tak bisa memperkuat pelatnas PBSI, karena mengikuti suaminya yang merupakan warga negara Belanda dan tinggal di sana.
Flandy Limpele/Eng Hian
Pebulutangkis Indonesia terakhir yang sempat menjuarai Swiss Open dengan bendera negara lain adalah pasangan ganda putra Flandy Limpele/Eng Hian. Flandy Limpele/Eng Hian saat itu juara di Swiss Open 2003 dengan mewakili negara Inggris.
Tak seperti dua wakil sebelumnya, Flandy Limpele/Eng Hian saat ini masih berstatus warganegara Indonesia. Namun sempat diakui Flandy Limpele, kepindahannya memperkuat Inggris kala itu hanya dikarenakan faktor kekecewaan yang dialaminya dalam karier bulutangkis di Indonesia.
Dalam suatu kesempatan wawancara dengan INDOSPORT, Flandy Limpele sempat menyebut kiprahnya bersama Inggris kala itu merupakan cerita masa lalu, sebuah perjalanan hidup yang tak manis.