INDOSPORT.COM – Akibat wabah virus corona, Thomas Cup 2020 pun terpaksa ditunda, sebuah ajang yang tak bisa dimenangkan Indonesia dalam 18 tahun terakhir.
Sebuah keputusan penting baru saja diambil oleh federasi bulutangkis dunia (BWF) untuk menunda Thomas Cup 2020. Sedianya, ajang bulutangkis bergengsi itu akan digelar di Aarhus, Denmark, 16-24 Mei, tapi ditunda menjadi 15 hingga 23 Agustus mendatang.
Penundaan ajang Thomas Cup 2020 pun mungkin bisa diambil sisi positifnya oleh tim bulutangkis putra Indonesia untuk mempersiapkan diri lebih baik lagi guna dapat menjadi juara. Target menjadi juara memang dibebankan oleh pecinta bulutangkis Indonesia.
Bukan apa-apa, soalnya sudah 18 tahun, Indonesia puasa gelar Thomas Cup yang terakhir kali dimenangkan pada edisi 2002. Pada babak final Thomas Cup 2002, Indonesia sukses mengalahkan Malaysia dengan skor ketat, 3-2 di Guangzhou, China.
Thomas Cup 2002
Tepat 19 Mei 2002, akan menjadi tanggal bersejarah bagi Indonesia karena sukses memenangi gelar Thomas Cup yang ke-13. Melawan Malaysia di babak final, Indonesia menurunkan susunan pemain bulutangkis terbaiknya.
Mulai dari Marieve Mainaky, Candra Wijaya/Sigit Budiarto, Taufik Hidayat, Halim Haryanto/Tri Kusharyanto dan Hendrawan. Sempat tertinggal karena Marieve Mainaky harus kalah dari Wong Choong Hann pada pertandingan pertama.
Beruntung Indonesia mampu menyamakan skor usai Candra Wijaya/Sigit Budiarto mampu mengalahkan Chan Chong Ming/Chew Choon Eng. Namun masalah menghampiri Indonesia karena Taufik Hidayat menelan kekalahan dari Lee Tsuen Seng.
Akan tetapi pada akhirnya, Halim Haryanto/Tri Kusharyanto dan Hendrawan sukses mencuri kemenangan sehingga Indonesia pun menang 3-2 atas Malaysia dan berhak jadi juara All England 2002. Kini setelah 18 tahun berlalu, ternyata Indonesia tak lagi pernah menang All England.
Lantas apakah Indonesia bisa mengakhiri puasa gelar Thomas Cup pada tahun ini di bulan Agustus mendatang?
Menakar Kekuatan Calon Lawan Indonesia di Thomas Cup 2020
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, kita perlu menakar kekuatan calon lawan Indonesia di Thomas Cup 2020. Kita mulai dari tunggal putra di mana kita memiliki jagoan seperti Anthony Ginting dan Jonatan Christie yang sepertinya akan menjadi tumpuan utama.
Anthony Ginting yang saat ini berperingkat keenam dunia sedangkan Jonatan Christie tepat di bawahnya, akan menjadi senjata utama Indonesia untuk mendulang poin. Akan tetapi jangan lupa kalau persaingan di tunggal putra tidaklah mudah.
Sebut saja Kento Momota, Anders Antonsen, Viktor Axelsen, Chen Long hingga Shi Yu Qi diprediksi bakal menjadi lawan berat bagi Ginting dan Jojo. Apalagi mereka berada dalam ranking 10 besar dunia sehingga pasti akan sulit dikalahkan.
Memang sejumlah pemain lagi mengalami cedera seperti Kento Momota yang sedang menjalani masa pemulihan dan bintang lainnya. Tapi dengan ditunda hingga Agustus, itu akan memberi kesempatan bagi bintang tersebut untuk pulih dari cedera.
Seandainya tunggal putra Indonesia tampil angin-anginan seperti di All England kemarin, mungkin kita dapat berharap pada ganda putra kita. Apalagi dua ganda putra andalan kita yaitu Kevin Sanjaya/Marcus Gideon dan Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan berada di 2 teratas ranking dunia.
Namun jangan lupa kalau Kevin/Marcus yang tampaknya akan menjadi ganda putra andalan di Thomas Cup memiliki kryptone-nya yaitu Hiroyuki Endo/Yuta Watanabe. Itu terbukti dengan Kevin/Marcus selalu kalah dalam 6 pertemun terakhir dengan wakil Jepang itu.
Jadi pada akhirnya peluang Indonesia untuk mengakhiri puasa gelar Thomas Cup cukup berat karena tunggal putra kerap angin-anginan, Kevin/Marcus suka kalah dari Endo/Watanabe.
Akan tetapi masih ada waktu bagi tim bulutangkis pria untuk meningkatkan kekuatan agar tak tersandung tim dari Denmark, Jepang atau China pada Thomas Cup 2020.