INDOSPORT.COM - Juara bertahan India Open 2013 dan 2016 asal Thailand, yakni Ratchanok Intanon ternyata pernah tersangkut kasus doping dan nyaris mendapat hukuman dari Federasi Bulutangkis Dunia (BWF).
Pebulutangkis Ratchanok Intanon berhasil menjuara turnamen India Open di tahun 2013 dan 2016. Di tahun 2013, tunggal putri Thailand tersebut berhasil menyabet juara usai mengalahkan wakil Jerman, Juliane Schenk dengan skor 22-20, 21-14.
Lalu kemudian di tahunn 2016, pebulutangkis Ratchanok Intanon kembali berhasil naik ke podium India Open untuk kali kedua usai mengalahkan wakil China, Li Xuerui dengan skor 21-17, 21-18.
Tetapi ternyata pada tahun 2019 lalu, wakil Thailand tersebut diketahui mendapat dakwaan atas pelanggaran aturan anti-doping pada bulan Mei lalu lantaran dirinya diduga mengonsumsi daging yang terkontaminasi clenbuterol (obat steroid yang bisa mengurangi lemak tubuh dan membesarkan otot).
Namun, pada Kamis (10/10/19) lalu, BWF secara resmi membuat pernyataan kalau pebulutangkis andalan Thailand itu terbebas dari dakwaan penggunaan doping.
"Dia dinyatakan tidak bersalah atas pelanggaran tersebut dan kami tidak menemukan adanya pelanggaran yang dilakukan olehnya," ujar BWF dilansir dari situs olahraga indiatoday.in.
Ini bukan kejadian yang pertama bagi Ratchanok Intanon, sebab di tahun 2016, ia juga mendapatkan dakwaan yang sama oleh BWF sehingga menyebabkan ia menerima larangan sementara untuk bermain di Olimpiade 2016.
Kala itu, Ratchanok Intanon terbukti positif menggunakan kortikosteroid. Namun, karena pernyataan dari timnya yang menyebutkan kalau zat tersebut ada ditemukan di tubuhnya lantaran suntikan yang diterimanya untuk mengobati cedera lutut.
Tetapi, karena BWF telah menemukan kalau rute pemberian zat dalam proses perawatan medis adalah intra-tendinous atau merupakan rute resmi, maka tidak pelanggaran yang dilakukan terhadap peraturan yang berlaku.