Usai Hendra Setiawan, Kini Giliran Jonatan Christie yang Buat Geger Media Asing

Senin, 30 Maret 2020 15:25 WIB
Penulis: Shella Aisiyah Diva | Editor: Isman Fadil
© PBSI
Usai pebulutangkis ganda putra Hendra Setiawan yang buat geger media asing, kini giliran pebulutangkis tunggal putra Jonatan Christie yang buat geger, kenapa? Copyright: © PBSI
Usai pebulutangkis ganda putra Hendra Setiawan yang buat geger media asing, kini giliran pebulutangkis tunggal putra Jonatan Christie yang buat geger, kenapa?

INDOSPORT.COM - Usai pebulutangkis ganda putra Hendra Setiawan yang buat geger media asing, kini giliran pebulutangkis tunggal putra Jonatan Christie yang buat geger, kenapa?

Dalam pemberitaan INDOSPORT.com sebelumnya, Hendra Setiawan juga turut disorot media China lantaran dirinya mengalami kebosanan saat harus melakukan karantina mandiri pasca kembali dari Kejuaraan All England 2020.

Pebulutangkis tunggal putra Jonatan Christie kembali buat geger lantaran rutinitas dirinya di tengah pandemi virus Corona dan mengharuskannya melakukan karantina mulai setelah kembali dari Kejuaraan All England hingga sekarang.

Jonatan Christie soal lebih pentingnya menghentikan penyebaran virus Corona dan menjaga kesehatan saat ini ketimbang Olimpiade Tokyo 2020 menjadi sorotan utama media asal China, Sports Sina.

Selain itu, pernyataan Jonatan Christie soal turnamen bulutangkis internasional yang banyak ditangguhkan usai Kejuaraan All England 2020 juga tak luput dari sorotan media asal China tersebut.

Terlebih lagi, Jonatan Christie menegaskan bahwa Olimpiade Tokyo 2020 bukanlah fokus utama, karena dunia saat ini sedang sangat fokus untuk memerangi pandemi virus covid-19.

Media China pun juga turut menyoroti persiapan tunggal putra Jonatan Christie yang ikut terganggu karena pandemi virus Corona, terlebih lagi usianya yang akan menginjak 23 tahun pada 2020 ini dipercayai kalau hal tersebut sedikit tidaknya juga akan mempengaruhi performanya.

Pandemi virus Corona di dunia saat ini per Senin (30/03/20) sudah mencapai 722.196 kasus di mana 33.976 kasus dinyatakan meninggal, dan 151.766 pasien telah dinyatakan sembuh serta sudah menginfeksi 199 negara di dunia.