INDOSPORT.COM – Asosiasi Bulutangkis Dunia (BWF) mengklaim mantan tunggal putra Indonesia, Taufik Hidayat, layak menempati tempat khusus dalam sejarah bulutangkis dunia.
Taufik Hidayat pernah menyita perhatian dunia lewat permainannya yang jenius di lapangan bulutangkis. Semua lawannya dia libas tanpa mengenal rasa takut.
Taufik Hidayat menggantung raketnya pada Juni 2013 silam setelah 17 tahun lamanya berkarier di dunia bulutangkis. Namun, prestasi dan popularitasnya masih tetap dikenang BWF sampai hari ini, Rabu (01/04/20).
Melalui situs resminya, BWF menyebutkan bahwa dampak Taufik Hidayat pada bulutangkis masih dirasakan dampaknya meski sudah enam tahun pensiun. Pria 38 tahun itu masih jadi panutan dan popularitasnya menyaingi bintang-bintang terbesar saat ini.
BWF juga menyebutkan bahwa Taufik Hidayat memiliki aksi yang jenius di lapangan bulutangkis. Aksi jenius ini pernah dia tunjukkan kala menghadapi Kenneth Jonassen di Kejuaraan Dunia 2005 dan menghadapi Ji Xinpeng di final Piala Thomas 2000.
Our 'Genius in Action' this week is Taufik Hidyat 🇮🇩
— BWF (@bwfmedia) March 31, 2020
Vote for your Fans' Match of the Week 👇
1⃣ 2005 World Championships Qtr-f: Taufik Hidayat vs Kenneth Jonassen
2⃣ 2000 Thomas Cup Final: Taufik Hidayat vs Ji Xinpeng#BadmintonIcons #BadmintonAtHome
Taufik Hidayat menyihir penonton lewat teknik permainan yang komplet. Dia dikenal dengan backhand smash yang mematikan dan sulit ditiru atlet lainnya. Kecepatan backhand smash-nya tercatat bahkan mencapai 206 km/jam dan masih yang terbaik di dunia sampai saat ini.
Pria 37 tahun itu memiliki segudang prestasi sejak muda. Sebanyak 15 medali emas berhasil diraih Taufik di berbagai ajang bergengsi termasuk Olimpiade Athena 2014 dan Kejuaraan Dunia BWF 2005 di Anaheim.
Taufik juga dikenal sebagai Raja Indonesia Open. Dia sudah enam kali menjuarai Indonesia Open sepanjang kariernya di tahun 1999, 2000, 2002, 2003, 2004, dan 2006.
Namun, dari sederet gelar bergengsi yang pernah diraih Taufik hanya All England yang luput dari tangannya. Catatan terbaiknya di ajang ini hanya mampu menembus final All England tahun 1999 dan 2000.