INDOSPORT.COM – Pelatih kepala timnas bulutangkis Thailand asal Indonesia, Rexy Mainaky, menjelaskan bagaimana para pemainnya menjalani latihan jarak jauh di tengah krisis pandemi virus corona.
Tim bulutangkis Thailand tidak bisa kembali menjalani pelatihan rutin sejak mereka tiba di Bangkok usai mengikuti turnamen All England 2020.
Hal tersebut dikarenakan krisis pandemi virus covid-19 sehingga Federsi Bulutangkis Thailand terpaksa membatasi akses pertemuan secara tatap muka secara langsung.
Demi mengatur kondisi kebugaran mereka, pemain diwajibkan berlatih fisik dalam dua sesi, selama enam hari dalam sepekan. Untuk memantau intensitas latihan para pemainnya, staf pelatih memanfaatkan teknologi smartwatch.
“Sebagian besar pemain diminta memakai smartwatch, sehingga tim pendukung kami bisa memantau mereka,” kata Mainaky dilansir dari situs resmi BWF.
“Kita bisa membandingkan data saat ini dengan data masa lalu. Staf pelatih terus mengirimkan saya laporan tentang perkembang para pemain, dan seberapa banyak mereka memacu diri mereka sendiri,” ujar Mainaky.
Mainaky membagi staf pelatihnya menjadi 10 di tim pelatihan dan tiga pelatih fisik. Satu pelatih ditunjuk untuk memantau setiap sektor dengan menangani sekitar 10 pemain.
Dengan keterbatasan akses para pemain ke peralatan latihan, latihan jarak jauh pun jadi tantangan tersendiri. Alhasil, Rexy dan stafnya mengarahkan para pemain untuk berlatih bayangan, atau melatih pukulan ke arah dinding.
“Pemain dapat melakukan latihan bayangan atau memukul ke dinding, atau sesuatu yang serupa, yang membantu menjaga fokus dan refleks. Mereka harus memegang raket agar tidak kehilangan cengkeramannya,” terang Rexy.
“Saya tidak yakin berapa banyak peralatan yang mereka miliki di rumah. Sebagian besar memiliki sepeda atau dumbel kecil. Mereka harus pintar. Mereka harus memikirkan cara tradisional, seperti menggunakan batu atau sesuatu yang berat di tas punggung. Latihan bodyweight cukup untuk saat ini,” imbuhnya.
Diakui oleh Rezy, saat ini memang sangat sulit menerapkan metode latihan lapangan, sehingga dia mencoba memaksimalkan latihan fisik kepada para pemainnya. Dengan mengambil sesi dua kali sehari, masing-masing dua jam dalam enam hari, sedangkan satu sesi pada hari Selasa dan Jumat untuk pelatihan teknis.
Sosok yang mengantarkan tim putri Thailand menembus final Piala Uber 2018 ini juga menekankan bahwa latihan harus dilakukan para pemain dengan kesadaran tinggi. Mainaky menegaskan, terjebak di tengah krisis pandemi covid-19 tidak lantas membuat seorang atlet hanya berdiam diri sepanjang waktu.