Stan Wawrinka Buka-bukaan soal Jadi Bayang-bayang Roger Federer

Selasa, 14 April 2020 18:34 WIB
Editor: Arum Kusuma Dewi
© Peter Staples/ATP Tour
Petenis asal Swiss, Roger Federer dan Stan Wawrinka. Copyright: © Peter Staples/ATP Tour
Petenis asal Swiss, Roger Federer dan Stan Wawrinka.

INDOSPORT.COM - Petenis berkebangsaan Swiss, Stan Wawrinka mengakui bahwa tidak mudah menjadi bayang-bayang dari rekan senegaranya, Roger Federer. Meski begitu, Wawrinka menolak untuk melihat hal negatif dari hal tersebut.

Federer menjadi petenis profesional pada tahun 1998, sementara Wawrinka mengawali karier profesional di dunia tenis pada tahun 2002. Keduanya sudah banyak mendulang prestasi dalam kejuaraan tenis dunia.

Federer memenangkan gelar Grand Slam pertamanya di Wimbledon pada tahun 2003 dan ia menetapkan standar tinggi untuk pemain Swiss lainnya. Pada saat Wawrinka memenangkan gelar ATP perdananya di Umag pada tahun 2006, Federer sudah merengkuh beberapa juara Grand Slam. 

Pada Olimpiade Beijing 2008, Wawrinka dan Federer memenangkan medali emas di ajang ganda putra. Kemudian pada tahun 2004, Wawrinka dan Federer adalah kunci di tim Swiss saat memenangkan gelar Piala Davis.

"Berada dalam bayang-bayang Roger Federer, ada sisi negatifnya. Tetapi saya memutuskan untuk mengambil pendekatan positif terhadap situasi tersebut," ujar Wawrinka melalui live instagram, yang dikutip oleh Tennis World USA.

"Saya memasuki turnamen tennis ketika masih cukup muda dan dapat bermain dengan salah satu pemain terbaik sepanjang masa. Berlatih 1.000 kali dengannya, untuk memenangkan Piala Davis dan Olimpiade, itu luar biasa," sambung Wawrinka.

Prestasi Wawrinka sendiri dalam dunia tennis sangat baik, sampai saat ini ia telah memenangkan tiga gelar Grand Slam. Selain itu petenis berusia 35 tahun ini juga pernah menduduki peringkat tertinggi dalam kariernya ketika menghuni peringkat 3 dunia pada musim 2014.

"Pada awal karier saya, saya meminta banyak saran kepada Federer," kata Wawrinka mengakui.

"Berdiskusi dengan petenis terbaik, tetapi juga dengan atlet lain, itu memungkinkan kami untuk maju karena kami selalu belajar hal-hal yang menarik."

Penulis: Maulana Yusuf