3 Pebulutangkis Putri yang Prestasinya Tak Secantik Rupanya

Selasa, 21 April 2020 21:37 WIB
Penulis: Arief Tirtana | Editor: Arum Kusuma Dewi
 Copyright:

INDOSPORT.COMGronya Somerville menjadi salah satu pebulutangkis ganda putri yang sayangnya tak memiliki prestasi secantik rupanya.

Sebagai olahraga yang juga dimainkan oleh banyak atlet putri, bulutangkis sering menghadirkan pesona berupa wajah cantik atlet yang bertanding di lapangan.

Tak terhitung memang ada beberapa pebulutangkis putri saat ini yang memiliki pesona lewat wajah cantik. Baik yang memiliki kecantikan oriental, khas barat atau dengan wajah lokal khas Indonesia.

Namun sayangnya di antara beberapa pebulutangkis cantik tersebut, ada yang tak mampu menyelaraskan penampilan fisiknya dengan prestasi di atas lapangan.

Bukan berarti gagal total, namun sejumlah pebulutangkis hanya mampu mencatatkan prestasi minor, di saat pesona kecantikannya begitu menjadi perhatian khalayak.

Siapa saja mereka? Berikut INDOSPORT merangkumkan.

Gronya Somerville

Pebultangkis pertama ada Gronya Somerville. Soal kecantikan wanita berdarah Australia-China ini jelas sudah tak bisa dibantah lagi.

Bahkan Gronya Somerville sempat dinobatkan sebagai pebulutangkis tercantik pada tahun 2016 silam, oleh salah satu media olahraga internasional.

Sayang memang, wajah cantik wanita kelahiran 10 Mei 1995 itu tak lantas sejalan dengan prestasinya di lapangan pertandingan.

© Instagram/Gronya Somerville
Pebulutangkis Gronya Somerville. Copyright: Instagram/Gronya SomervillePebulutangkis Gronya Somerville.

Gronya Somerville memang bisa meraih sejumlah gelar juara bersama negaranya, Australia, namun itu kebanyakan hanya di kejuaraan level Australia-Oceania. Wilayah yang memang belum berkembang bulutangkisnya.

Sementara di level dunia atau BWF Super Series, Gronya Somerville tercatat baru sekali bisa meraih juara. Itupun di turnamen berlevel Super 100 Canada Open 2019 silam. Kala dirinya turun di nomor ganda putri bersama Setyana Mapasa.

Aya Ohori

Selanjutnya ada tunggal putri Jepang, Aya Ohori. Dengan kecantikan khas Asia Timur, memadukan kulit putih dan mata kecil, pesona Aya Ohori memang dengan mudah menarik perhatian siapapun yang menyaksikannya di atas lapangan. Namun sayangnya memang dengan usia baru 23 tahun ini, prestasi Aya Ohori belum bisa dibilang membanggakan.

Sebagai tim, Aya Ohori memang pernah mendapatkan prestasi juara Asian Games hingga Asia Championship ua kali bersama tim putri Jepang.

© Herry Ibrahim/INDOSPORT
Tunggal putri Jepang, Aya Ohori mengembalikan kok ke arah lawannya tunggal putri India, P. V Sindhu pada babak 16 besar Blibli Indonesia Open 2018 di Istora Senayan, Kamis (05/07/18). Copyright: Herry Ibrahim/INDOSPORTTunggal putri Jepang, Aya Ohori mengembalikan kok ke arah lawannya tunggal putri India, P. V Sindhu pada babak 16 besar Blibli Indonesia Open 2018 di Istora Senayan, Kamis (05/07/18).

Namun ketika tampil sendiri, prestasi Aya Ohori masih terhitung medioker. Dirinya baru bisa mengoleksi lima gelar juara di turnamen selevel BWF Grand Prix dan satu gelar di BWF International Challenge.

Padahal jika melihat Aya Ohori di level junior, dirinya sempat begitu meyakinkan, ketika keluar sebagai juara tunggal putri di kejuaraan Asia Junior Championship tahun 2013 silam.

Nitchaon Jindapol

Tunggal putri Thailand Nitchaon Jindapol juga bisa dikatakan sebagai pebulutangkis yang memiliki prestasi tak secantik rupanya.

Bagaimana tidak, saat datang ke Indonesia Open 2019 lalu mislanya, pesona Nitchaon Jindapol membuat hampir seluruh seisi Istora Gelora Bung Karno memberikan dukungan padanya.

Namun hasilnya, Nitchaon Jindapol hanya bisa melaju hingga babak perempatfinal, usia kalah dari tunggal putri Jepang Akane Yamaguchi.

Hasil di Indonesia Open 2019 itu hanya sedikit gambaran dari minimnya prestasi Nitchaon Jindapol di arena bulutangkis. Sepanjang karier, Nitchaon Jindapol tercatat baru sekali menjuarai turnamen berlevel BWF World Tour. Kala dirinya juara di rumah sendiri dalam ajang Thaland Master 2018 silam, yang hanya berlevel Super 300.

Sementara catatan lainnya, Nitchaon Jindapol Hanya bisa empat kali juara di turnamen BWF International Challenge dan tiga kali di BWF Grand Prix.