INDOSPORT.COM – Tepat pada hari ini, 21 April, seluruh masyarakat Indonesia memperingati Hari Kartini. Maka dari itu, INDOSPORT mencoba untuk membahas sosok kartini dalam diri Tati Sumirah.
Kartini sendiri adalah seorang pelopor kebangkitan perempuan pribumi. Dirinya memperjuangkan hak-hak wanita agar diberikan kebebasan, otonomi dan persamaan hukum.
Jiwa perjuangan itu juga hadir dalam sosok pebulutangkis legendaris Tati Sumirah. Ia bisa dikatakan sebagai salah satu sosok Kartini sesungguhnya dalam dunia tepok bulu.
Bagaimana tidak, Tati Sumirah berhasil mengharumkan nama Indonesia di mata dunia lewat sejumlah pencapaian di turnamen prestisius.
Pencapaian fantastisnya adalah medali perunggu (Kejuaraan Asia 1971), medali perak (Asian Games 1974), medali perunggu Kejuaraan Dunia IBF 1980, serta medali emas dan perak di Uber Cup (1975 dan 1981).
Layaknya seorang Kartini, Tati Sumirah nyatanya berhasil menjadi perempuan pertama yang mampu membanggakan Indonesia di ajang Uber Cup.
Mengingat, Tati Sumirah merupakan pebulutangkis putri yang berhasil mempersembahkan gelar juara di ajang Uber Cup 1975. Ini menjadi sejarah baru bagi tanah air.
Sedikit mengingatkan kembali, Tati Sumirah merupakan pebulutangkis tunggal putri yang melejit di usia muda. Semangatnya berkobar untuk mencipatakan sejarah baru di turnamen tersebut.
Ia tampil sebagai penentu di partai final Uber Cup 1975 menghadapi tim Jepang. Saat itu, Indonesia diperkuat oleh Tati Sumirah, Minarni, Utami Dewi, Imelda Wiguna, Theresia Widiastuti, dan Regina Masli.
Tati Sumirah turun menantang Atsuko Tokuda. Ia dengan mudah menaklukkan lawan dua set langsung dengan skor 11-5, 11-2.
Hasil itu membuat Indonesia keluar sebagai juara Uber Cup untuk pertama kali dalam sejarah, dengan kemenangan 5-2 atas Jepang. Tati dkk. lantas mendapat apresiasi dari Presiden Soeharto.
“Dapat Uber pertama untuk Indonesia, bangga sekali. Kebetulan juga ada Thomas, jadi kawin berdua. Cuma kalau anak laki kan mantap hadiahnya.”
“Saya berharap dapat rumah, tapi ternyata hanya dapat sejuta, saya belikan motor Vespa. Dulu sih sejuta sudah mahal, tapi kita kan orangnya terima apa adanya,” ujarnya.
Membahas soal hadiah, Tati Sumirah sempat menyinggung perbaikan bentuk apresiasi pemerintah terhadap para atlet berprestasi, khususnya di cabang olahraga bulutangkis.
“Sekarang cuma yang baru-baru saja (dapat apresiasi), makanya saya bilang teruskan saja untuk bulutangkis Indonesia, biar keangkat lagi namanya.”
“Kemarin juara SEA Games tuh, dikasih 200 juta. Kita mah dulu enggak, (hanya di kasih) makan seadanya, ayam goreng, sate, sayur bayam,” paparnya.
Kini, para pecinta bulutangkis Indonesia sudah tidak bisa melihat sosok Tati Sumirah. Mereka hanya bisa mengenang sejumlah jasa yang telah diberikan sang legenda.
Ya, Tati Sumirah telah menghembuskan napas terakhir setelah sembilan hari dirawat di rumah sakit akibar kadar gula darah yang tinggi dan memiliki masalah pada paru-paru.