INDOSPORT.COM - Legenda bulutangkis Indonesia, Susy Susanti mengatakan bahwa kesempatan untuk perempuaan kini sudah terbuka lebar untuk bisa menggeluti bidang apapun serta menentukan apapun pilihan hidupnya.
Seiring berjalannya waktu, perkembangan zaman sudah semakin maju. Hal ini dibuktikan dengan pandangan masyarakat mengenai perempuan.
Zaman dahulu perempuan tidak memiliki kebebasan dalam menentukan pilihan hidup mereka, terkengkang dalam pandangan bahwa perempuan harus tunduk dihadapan laki-laki.
Setelah munculnya sosok Kartini, derajat para perempuan sudah mulai menemukan titik terang. Perjuangan yang tak henti membuat suatu perubahan besar di masyarakat kita.
Hal ini juga dibuktikan dengan munculnya sosok Susy Susanti sebagai atlet bulutangkis Indonesia yang menjuarai kompetisi dunia.
Saat ini sosok perempuan di Indonesia sudah memiliki kesempatan yang terbuka lebar dalam menentukan pilihan hidupnya dalam bidang apapun.
"Saya melihat bahwa saat ini kesempatan untuk wanita sudah terbuka lebar. Banyak sekali wanita Indonesia yang beprestasi di bidangnya masing-masing," kata Susy dalam acara Ngobrol Online Menpora Bareng Kartini Olahraga dilansir dari Antara.
Peran dari sosok Kartini di masa lalu membuat legenda bulutangkis Indonesia, Susy Susanti bisa lebih bebas menunjukan bakatnya di bidang bulutangkis.
"Berkat perjuangan Kartini, kita bisa bebas memilih apapun sebagai wanita. Saya sebagai wanita ingin memberikan sesuatu yang terbaik lewat bakat saya di bulu tangkis," kata Susy.
Susy juga menambahkan bahwasannya menjadi atlet bulutangkis perempuan pada saat itu tidak mudah, butuh kerja keras untuk mencapai cita-citanya sebagai juara dunia.
"Bulu tangkis ini tidak mudah, butuh kerja keras dan perjuangan. Berkat kerja keras, cita-cita saya sejak kecil untuk bisa menjadi juara dunia bisa tercapai," katanya menambahkan.
Berkat kerja keras yang ditekuninya, membuat perempuan kelahiran Tasikmalaya, Jawa Barat itu berhasil menjadi atlet perempuan pertama Indonesia yang menyumbangkan emas di Olimpiade 1992 Barcelona.
Prestasi itu terus berlanjut dengan meraih gelar juara di Kejuaraan Dunia 1993, Piala Dunia 1993, 1994, 1996, dan 1997, hingga memutuskan pensiun satu tahun kemudian.
Meski telah gantung raket, Susy masih terus menunjukkan dedikasinya di dunia olahraga, yaitu dengan menjabat sebagai Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PBSI. Ia bercerita bahwa berkat perjuangan Kartini, posisi perempuan kini tak lagi hanya dikaitkan dengan ibu rumah tangga, tapi bisa berkarier lebih daripada itu.
Susy yang saat ini juga sudah berumah tangga, namun menurut dia, hal itu tak lantas menjadi alasan baginya untuk berhenti begitu saja mengabdi bagi bangsa Indonesia. Di PBSI, Susy bertekad untuk mengembalikan kejayaan bulu tangkis Indonesia di semua sektor.
Dia tetap mengingatkan, meski sukses dalam hal karier, perempuan bagaimanapun tetap harus bertanggung jawab sebagai istri dan ibu rumah tangga yang baik.