INDOSPORT. COM - Sejumlah pelatih asing diketahui pernah menangani tim bulutangkis Indonesia. Apakah dulu mereka mampu memberikan kesuksesan?
Sejarah memang menjelaskan betul betapa hebatnya Indonesia dalam memproduksi atlet-atlet bulutangkis hebat. Liem Swie King, Rudy Hartono, Susy Susanti, Taufik Hidayat, hanya segelintir nama-nama legendaris dari sekian banyak pebulutangkis hebat Indonesia yang berjaya di pentas internasional.
Belum lagi dengan sosok-sosok terkini yang melanjutkan keperkasaan Indonesia. Kevin Sanjaya, Marcus Gideon, Mohammad Ahsan, Hendra Setiawan, yang dominan di nomor ganda putra, menjadi contoh nyata bahwa kelangsungan prestasi bulutangkis Indonesia tetap bertahan hingga sekarang.
Ketika para atlet yang diproduksi begitu hebat, bagaimana dengan pelatihnya? Indonesia sejatinya punya pelatih-pelatih top, sebut saja Herry IP dan Mulyo Handoyo, yang sangat melegenda dalam menempa bakat-bakat bulutangkis Indonesia.
Meski begitu, Indonesia ternyata pernah menggunakan jasa pelatih asing untuk mengarungi pentas bulutangkis dunia. Setidaknya ada dua sosok pelatih asing yang sempat membesut tim badminton Indonesia.
Li Mao
Li Mao merupakan pelatih bulutangkis asal China yang pernah membesut Indonesia sekitar tahun 2011 hingga 2012 lalu. Kala masih bertugas, Li Mao adalah orang yang bertanggung jawab atas metode latihan dan permainan sektor tunggal Indonesia, baik putra maupun putri.
Berada di bawah asuhan Li Mao, sektor tunggal Indonesia mengalami paceklik gelar. Ajang-ajang bergengsi yang ditargetkan, hampir kesemuanya gagal total.
Sektor tunggal asuhan Li Mao yang berlaga di Thomas dan Uber 2012, tak bisa membantu banyak, karena sama-sama tersingkir di babak perempat final. Sementara Kejuaraan Dunia 2011 serta Olimpiade 2012, sektor tunggal Indonesia tidak ada yang mampu meraih prestasi, sekadar lolos ke semifinal saja gagal.
Prestasi paling apik yang bisa didapat dari anak asuh Li Mao, hanya ajang Indonesia Open 2012. Tunggal putra andalan Indonesia, Simon Santoso, berhasil keluar sebagai jawara.
Padahal, kiprah Li Mao sebagai pelatih, sebelumnya tergolong mentereng. Li Mao sedari 2005 sampai 2007 pernah membesut tim Malaysia, yang mana turut berperan dalam memoles kecemerlangan karier Lee Chong Wei.
Ada sebuah kontroversi yang dibuat Li Mao ketika masih melatih pelatnas Indonesia. Jelang ajang Olimpiade 2012, Li Mao malah pulang ke negara asalnya, China, dan menganggu persiapan tunggal Indonesia.
Kontrak Li Mao sendiri bersama pelatnas Indonesia yang berakhir saat Olimpiade 2012 rampung, tak diperpanjang PBSI. Kabar terkini, Li Mao tengah bertugas dalam tim kepelatihan bulutangkis China.
Wong Tat Meng
Wong Tat Meng statusnya kurang lebih bisa digambarkan dengan kalimat, 'orang bawaannya Li Mao'. Datang melatih Indonesia pada 2011, Wong Tat Meng ternyata diajak langsung oleh Li Mao, dan dijadikan sebagai asisten pelatih.
Wajar saja, pasalnya Li Mao dan Wong Tat Meng sebelumnya pernah bekerja sama pula di tim bulutangkis Malaysia. Mungkin karena faktor nyaman kerja bareng, alhasil Li Mao membujuk Wong Tat Meng agar mengikuti langkahnya melatih Indonesia.
Pembagian tugasnya, Wong Tat Meng menangani tunggal putri, agar Li Mao bisa lebih berfokus kepada sektor tunggal putra. Mengingat masa kerjanya hampir sama, prestasi Indonesia di bawah arahan Wong Tat Meng tampak serupa seperti Li Mao.
Sektor tunggal putri gagal membawa Indonesia melangkah jauh di Uber 2012. Olimpiade 2012 pun, tunggal putri Indonesia tidak ada yang bisa melangkah hingga babak perempat final.
Kontroversi yang dibuat Wong Tat Meng mirip pula seperti Li Mao. Jelang Olimpiade 2012, Wong Tat Meng yang ditinggal Li Mao, ikut-ikutan pulang ke negara asalnya, Malaysia.