INDOSPORT.COM - Selepas mundur dari jabatannya sebagai Kepala Pelatih Timnas Bulutangkis China, Li Yongbo kini menukar profesinya menjadi pengusaha durian.
Li Yongbo diketahui memutuskan mundur dari kursi Kepala Pelatih Timnas Bulutangkis China selepas Olimpiade Rio 2016 setelah dirinya dicap gagal memberikan prestasi terbaik untuk Negeri Tirai Bambu karena hanya menghadirkan 2 medali emas saja.
Setelah melepaskan kursi jabatan yang sudah didudukinya selama 24 tahun lalu dan berhasil mempersembahkan 18 medali emas Olimpiade untuk China, Li Yongbo kini menukar profesinya.
Ya, pelatih yang dulunya mengakui kalau dirinya terlibat 'main sabun' atau pengaturan skor di semifinal Olimpiade Athena 2004 tersebut kini mulai menjajaki bisnis durian menguntungkan, khusus untuk durian jenis Raja Musang (Musang King).
Bisnis durian Raja Musang yang digeluti oleh Li Yongbo diketahui berada di perkebunan durian yang ada di Kelantan, Malaysia. Selain itu, dirinya juga ditunjuk sebagai konsultan bisnis antara China dan Malaysia.
"Saya tidak pernah berpikir akan berakhir membuka kebun durian di tengah hutan. Tetapi, dari apa yang saya lihat, semuanya terencana, tertata rapi, dan sistematis," kata Li Yongbo dikutip dari media New Strait Times.
"Kebun ini juga dilengkapi dengan sistem pemantauan kamera sirkuit tertutup yang merupakan suatu kejutan," pungkasnya.
Peristiwa 'main sabun' alias pengaturan skor yang pernah dilakukan Li Yongbo terjadi di semifinal Olimpiade Athena 2004. Ketika itu, kedua pebulutangkis kebanggaan China, yakni Zhang Ning dan Zhou Mi harus bertemu di babak semifinal dan Li Yongbo pun meminta Zhou Mi untuk mengalah pada pertandingan tersebut.
Akibat perbuatannya tersebut, Zhou Mi pun lantas memutuskan untuk membela Hong Kong dan lebih bersinar dengan pelatih lain. Namun, Li Yongbo yang melakukan hal tersebut sama sekali tidak merasa bersalah dengan keputusannya.
Sekadar informasi, dalam kurun 24 tahun Li Yongbo mengabdi pada China, ia telah mempersembahkan 18 medali emas Olimpiade, 10 gelar Piala Sudirman, 9 gelar Piala Uber dan 5 gelar Piala Thomas.