INDOSPORT.COM – Dick Sudirman adalah mantan Ketua PBSI yang jasanya sangat besar hingga dijuluki Bapak Bulutangkis Indonesia.
Membicarakan sejarah bulutangkis Indonesia, bukan hanya sebatas pada keberhasilan pebulutangkis Tanah Air mengaharumkan nama bangsa di kancah internasional.
Dalam kenyataannya, bukan hanya para pebulutangkis tersebut yang punya jasa besar buat perkembangan olah raga tepok bulu di Indonesia. Ada juga sosok-sosok penting, yang sayangnya serin kali terlupakan. Seperti misalnya mantan Ketua PBSI Drs. Sudirman atau juga dikenal sebagai Dick Sudirman.
Soal jasanya terhadap bulutangkis Indonesia, sumbangsih Sudirman jelas sudah tak bisa disangsikan lagi. Sebagai salah satu orang yang terlibat dalam berdirinya Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) pada 5 Mei 1951, Sudirman seakan telah mengabdikan suluruh hidupnya buat bulutangkis di Tanah Air.
Segala hal dilakukannya pria yang juga pernah menjabat sebagai Ketua PBSI pada 1952-1963 dan 1967-1981 itu. Salah satu yang paling terkenal misalnya, ketika Sudirman rela menjual mobil miliknya untuk membiayai Tim Indonesia yang akan berlaga di Piala Thomas 1958.
Hasilnya tak sia-sia, pengorbanan Sudirman pun terbalaskan dengan hasil juara Piala Thomas yang langsung bisa dibawa pulang, kendati Indonesia saat itu berstatus sebagai debutan.
Selain terkenal sebagai sosok yang rela berkorban segalanya hingga membuat namanya disebut sebagai bapak bulutangkis Indonesia. Sudirman juga dikenal sebagai sosok yang rendah hati.
Tercermin dari sikapnya yang selalu menolak, saat namanya diusulkan menjadi nama turnamen beregu putra (Piala Sudirman) dan Piala Rameli Rikin untuk beregu putri. Sejak pertama kali dikemukakan di kongres PBSI tahun 1963 di Makassar.
Baru kemudian setelah Sudirman meninggal pada 10 Juni 1986, usul tersebut Kembali dikemukakan dan diperjuangkan oleh sahabatnya sendiri Suharso Suhandinata ke Federasi Bulutangkis Dunia (IBF) kala itu. Dengan segala pendekatan, termasuk mengungkit betapa besarnya jasa Sudirman buat bulutangkis Internasional juga.
Karena dirinya merupakan salah satu orang yang terlibat dalam proses rekonsiliasi IBF dan WBF, Suharso Suhandinata (kemudian diteruskan anaknya Justian Suhandinata), akhirnya bisa meyakinkan banyak pihak internasional untuk menetapkan nama Sudirman sebagai nama kejuaraan bulutangkis internasional untuk nomor beregu campuran dalam pertemuan IBF di Singapura, Oktober 1988.
Setahun berselang di Istora Senayan, Kejuaraan Piala Sudirman akhirnya digulirkan untuk pertama kalinya.
Nama Sudirman di dunia bulutangkis inetrnasional sendiri, selain diakui lewat gelaran Piala Sudirman, juga terwujud dengan dimasukannya nama pria kelahiran 29 April 1922 itu dalam daftar hall of fame BWF sejak tahun 1997 lalu.