Hal Ini Diklaim Bisa Hancurkan Indonesia di Piala Thomas 2020

Jumat, 1 Mei 2020 19:11 WIB
Penulis: Shella Aisiyah Diva | Editor: Arum Kusuma Dewi
© Humas PBSI
Media asing klaim hanya hal ini yang bisa menggagalkan tim putra Indonesia merebut Piala Thomas 2020 yang akan diselenggarakan pada 3-11 Oktober mendatang. Copyright: © Humas PBSI
Media asing klaim hanya hal ini yang bisa menggagalkan tim putra Indonesia merebut Piala Thomas 2020 yang akan diselenggarakan pada 3-11 Oktober mendatang.

INDOSPORT.COM - Media asing klaim hanya hal ini yang bisa menggagalkan tim putra Indonesia merebut Piala Thomas 2020 yang akan diselenggarakan pada 3-11 Oktober mendatang.

Dihuni pemain top, tim putra bulutangkis Indonesia memang diklaim memiliki kesempatan yang lebih besar untuk kembali merebut Piala Thomas di edisi 2020 kali ini.

Sudah lama sejak tahun 2002 lalu, tim bulutangkis putra Indonesia tidak lagi pernah berhasil merebut Piala Thomas meskipun berulang kali sukses mencapai final.

Maka dari itu, dengan skuat yang mumpuni di tahun 2020 kali ini, tim bulutangkis putra Indonesia diharapkan bisa kembali mengibarkan kejayaan Indonesia pada gelaran Piala Thomas yang akan digelar di Aarhus, Denmark.

Meskipun media China, Sports Sina menyadari bahwa peluang yang dimiliki oleh tim bulutangkis putra Indonesia untuk meraih gelar Piala Thomas 2020 sangat besar, namun mereka meyakini ada satu hal yang bisa menggagalkan hal tersebut.

Hal tersebut adalah mentalitas dari pemain Indonesia sendiri. Bagi media China, satu-satunya musuh tim bulutangkis putra Indonesia untuk memenangkan Piala Thomas 2020  saat ini adalah mentalitas.

Jika pemain Indonesia tidak mampu menjaga mentalitasnya, maka media China mengklaim tidak akan mudah bagi tim putra Tanah Air untuk kembali naik ke podium tertinggi di Piala Thomas 2020 nanti.

Masalah mental memang sangat terlihat di final Badminton Asia Team Championships 2020 lalu, di mana Jonatan Christie yang diharapkan mampu mengunci kemenangan justru malah tertikung dan akhirnya menelan kekalahan.

Pastinya permasalahan mengenai mental harus dibenahi lagi dan mendapat perhatian khusus dari para pelatih jika tahun 2020 ini memang benar-benar ingin membawa kembali trofi Piala Thomas ke Indonesia.