INDOSPORT.COM – Pebulutangkis legendaris Indonesia, Taufik Hidayat, membongkar hal yang ia takuti dari terseretnya namanya dalam kasus suap eks Menpora Iman Nahrawi.
Lama tak terdengar kabarnya, mantan atlet bulutangkis tunggal putra Taufik Hidayat kembali sering disebut. Namun kabar terbaru tentang Taufik bukan berasal dari dalam lapangan bulutangkis yang membesarkan namanya.
Taufik kini justru viral karena dirinya tersangkut kasus suap yang dilakukan mantan Menteri Pemuda dan Olahraga Indonesia, Imam Nahrawi. Ketika bersaksi dalam sidang tipikor beberapa hari lalu, Taufik mengaku menjadi perantara dengan menyerahkan uang suap itu kepada asisten Imam.
Pengakuan tersebut pun ditanggapi pihak Komisi Pemberantasan Korupsi yang mengaku akan memperdalam pengakuan Taufik.
Rupanya, keterlibatan dirinya dalam kasus Iman Nahrawi itu menimbulkan ketakutan tersendiri dalam diri Taufik. Meski demikian, yang ditakuti Taufik bukanlah ancaman masuk penjara, melainkan pemberitaan yang dilakukan media.
Hal itu pun diungkapkannya dalam wawancara bersama Deddy Corbuzier yang ditayangkan di situs YouTube.
“Saya tidak tahu (apakah saya bisa disalahkan KPK atau tidak). Yang saya takuti hanyalah media. Medianya saja,” kata Taufik pada menit ke 11:10.
Namun ketika Deddy bertanya apakah ketakutan itu muncul karena media terus menyeret namanya, Taufik membantah.
“Orang jika sudah (mendengar) judul KPK, sudah (berpikir) negatif. Entah cuma memberikan keterangan, entah cuma diperiksa, tapi ketika orang masuk situ maka orang-orang langsung men-judge orang tersebut bersalah. Padahal (masyarakat) tidak tahu masalahnya apa. Mereka yang diperiksa itu seperti apa.”
Lebih lanjut Taufik mengaku tidak memiliki kecurigaan apa pun ketika dititipi uang untuk Menpora Imam Nahrawi dari petinggi Satlak Prima, Tommy Suhartanto.
Ketika Tommy menitpkan uang itu kepada Taufik untuk diambil asisten Imam, Taufik menerima permohohan itu karena tidak menyangka bahwa yang dititipkan kepadanya merupakan uang suap.
Taufik Hidayat sendiri memang banyak terlibat dengan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) semenjak memutuskan untuk gantung raket. Ia bahkan sempat menjadi Wakil Ketua Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima) periode 2016-2017.