INDOSPORT.COM - Eks ganda putra Indonesia, Rexy Mainaky bagikan kisah kesuksesannya membalas dendam ke Malaysia di ajang Piala Thomas.
Pada era 1990 sampai awal 2000-an, tim bulutangkis Indonesia mengalami masa kejayaan, terkhusus di ajang Piala Thomas. Menariknya, kekalahan Indonesia dari Malaysia pada 1992 menjadi tonggak awal kebangkitan tim Merah Putih.
Dilansir dari laman BWF, Rexy Mainaky yang menjadi salah satu pejuang di Piala Thomas, menceritakan kisah perjuangan Indonesia.
Rexy Mainaky bergabung di Pelatnas pada 1990. Tak lama setelahnya, ia menjadi atlet yang dikirim ke ajang Piala Thomas 1992. Ia mengisahkan, kala itu turnamen berlangsung sengit dan dramatis.
Pada saat itu tim Negeri Jiran termasuk kuat dan sulit dikalahkan. Atmosfer pertandingan bulutangkis di Malaysia juga sangat panas, terlebih jika lawannya di final adalah Indonesia. Stadion jelas penuh sesak, tak ada kursi kosong.
Rexy Mainaky menyadari bahwa melawan Malaysia bukan hal yang bisa dianggap remeh. Pasalnya, hampir tidak ada yang bisa mengalahkan Rashid Sidek.
Secara mengejutkan, Alan Budikusuma juga gagal mengalahkan Foo Kok Keong, sementara Ricky Subagja dan Rexy memang selalu kalah saat bertemu Cheah Soon Kit/Soo Beng Kiang.
Kekalahan di Piala Thomas 1992 memang membuat kecewa, namun tak terlalu menyakitkan, mengingat kekuatan Malaysia pada saat itu memang terlalu sulit ditembus.
Dua tahun berlalu, Rexy Mainaky dkk bisa tersenyum lepas, karena tim Indonesia sukses menekuk Malaysia di final Piala Thomas 1994. Tim Merah Putih memenangkan tiga pertandingan pertama, sehingga Ricky dan Rexy tidak mendapat kesempatan bermain.
Dikatakan oleh Rexy, saat itu dirinya merasa sangat bahagia, karena selama ini ia hanya melihat Liem Swie King mengangkat Piala Thomas. Kini, giliran ia mengangkat trofi tersebut.