INDOSPORT.COM - Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) mempertimbangkan potensi kerumunan yang akan terjadi saat Indonesia Open 2020 berlangsung.
Turnamen berkategori Super 1000 itu rencananya akan berlangsung pada 17-22 November mendatang. Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Zainudin Amali, mengatakan pihaknya masih harus berkoordinasi dengan PBSI untuk membahas seluruh aspek keamanan bagi seluruh peserta dan staf yang nantinya akan terlibat.
"Terkait Indonesia Open, kami masih menunggu koordinasi dengan PBSI. Kita akan menjadi tuan rumah, kalau memang siap, pemerintah akan mendukung,” ujar Zainudin dilansir dari Antara.
Ketika Indonesia Open 2020 benar-benar terlaksana, Menpora menyoroti beberapa kondisi yang tak dapat dihindari, seperti kedatangan para pemain dan staf dari luar negeri serta potensi keramaian yang ditimbulkan.
Situasi seperti itu, menurutnya, bisa saja menciptakan kluster baru penularan COVID-19 di Tanah Air. Terlebih jika laju penularan virus corona di Indonesia belum bisa dikendalikan sampai turnamen digelar nanti.
Oleh karena itu, Menpora meminta seluruh pihak untuk bersabar menunggu karena protokol baru terkait kegiatan olahraga nasional akan segera dirilis, termasuk di antaranya protokol latihan dan berkompetisi.
Nantinya semua kegiatan olahraga, termasuk turnamen bulutangkis harus mengacu pada protokol tersebut.
"Kami bisa saja membatasi pemain, pelatih dan panitia penyelenggara. Tetapi kalau sudah melibatkan penonton siapa yang bisa jamin? Hal-hal seperti ini harus hati-hati mengaturnya," sambungnya lagi.
Sementara itu, PB PBSI akan segera melakukan langkah-langkah persiapan untuk Indonesia Open 2020, seperti menyusun kepanitiaan, penentuan lokasi turnamen, dan membuat beberapa konsep acara.