INDOSPORT.COM - Federasi Bulutangkis Dunia (BWF) memiliki alasan tersendiri mengapa juara dunia bulutangkis tidak akan mendapatkan hadia berupa sejumlah uang.
Sebuah hal yang tidak etis nampakmya jika tidak ada hadiah uang yang diberikan kepada mereka yang menjadi juara dunia, Sekretaris Jenderal Federasi Bulutangkis Dunia (BWF) Thomas Lund, membantah klaim tersebut dan memberikan jaminan bahwa semua pendapatan dikembalikan kepada para pemain dengan cara yang berbeda.
“Kejuaraan Dunia tidak pernah memiliki hadiah uang. Ini sama dengan Olimpiade tetapi pendapatan setiap dolar sen dari kejuaraan kembali kepada para pemain." Kata Lund dilansir dari The Star.
Pekan lalu, legenda tunggal Malaysia Rashid Sidek meminta BWF untuk memberikan apa yang seharusnya diberikan kepada para pemain dengan menawarkan hadiah uang untuk kejuaraan dunia dan turnamen-turnamen penting yang ada.
Rashid mengatakan itu merupakan hak untuk para pemain karena BWF dapat menghasilkan pendapatan sebesar 25,1 juta dolar (AS) atau sekitar Rp357 miliar dari turnamen yang masuk dalam kalender BWF.
Thomas Lund mengatakan bahwa sudah menjadi tradisi untuk Kejuaraan Dunia tahunan mereka sejak awal turnamen pada tahun 1977 tidak ada hadiah uang yang diberikan. BWF pun juga menjalankan kebijakan ini pada Piala Thomas-Uber, Piala Sudirman, dan Kejuaraan Dunia Junior.
“BWF memiliki dua sumber pendapatan utama untuk turnamen dan subsidi yang diberikan oleh IOC (Komite Olimpiade Internasional). Untuk siklus Olimpiade tahunan ini (empat tahun), kami menerima 17 juta dolar AS," ucap Lund.
“Pendapatan yang ada digunakan untuk pengembangan keseluruhan pertandingan. Pengembangan mencakup segala hal di setiap tingkatan, mulai dari mengembangkan pemain top, tuan rumah turnamen, pemasaran, komunikasi, produksi televisi, penelitian, pengembangan di bebagai benua," tambahnya.
Ia mengakui bahwa ketika BWF ini tumbuh menjadi organisasi besar biaya operasi kantor pusat mereka di Kuala Lumpur telah meningkat dibandingkan dengan ketika London selama hampir dua dekade ini.
“Tidak adil membandingkan dengan apa yang kami miliki beberapa dekade lalu. Ketika saya datang ke KL, saya hanya memiliki delapan hingga sembilan staf tetapi sekarang memiliki 42 staf, karena organisasi ini dijalankan secara profesional di semua tingkatan, ” ujar Lund.
“Kami memiliki klien dan pelanggan yang lebih besar untuk dilayani. Kami masih jauh tertinggal di belakang sepak bola dan tenis, tetapi kami sedang berupaya mempersempit jarak dengan olahraga populer lainnya. ”
Sejak bulan Maret, BWF telah menangguhkan kalender turnamen hingga Juli mendatang, Lund berharap dukungan dari semua pihak ketika turnamen tahun ini dapat kembali dilanjutkan pada Agustus.
Turnamen Bulutangkis yang terakhir kali di laksanakan hanyalah All England 2020 yang diselenggarakan di Birmingham Arena, Inggris. Setelah itu semua kompetisi ditangguhkan akibat pandemi virus corona.