INDOSPORT.COM - Dongeng ratu bulutangkis Malaysia, Goh Liu Ying, yang sukses menaklukkan deretan pebulutangkis top Indonesia di final turnamen.
Kabar terkini, Goh Liu Ying menganggap BWF sengaja membuat peraturan kualifikasi Olimpiade Tokyo 2020 guna memudahkan China dan Hong Kong.
Sebab, pada akhir Mei 2020 lalu, BWF mengeluarkan aturan anyar perihal kualifikasi Olimpiade Tokyo 2020 sebanyak delapan poin penting.
Terdapat satu poin yang diprotes oleh Goh Liu Ying. Pasalnya, pebulutangkis China dan Hong Kong malah berhak mendapatkan poin dari Kejuaraan Beregu Asia 2021 dengan mudah.
Hal yang diprotes Goh Liu Ying dalam aturan baru BWF ialah memasukkan partai ganda campuran ke poin tersebut. Padahal, ajang itu hanya dimainkan tunggal dan ganda putra atau putri saja.
Bagi Goh Liu Ying, upaya BWF ini menguntungkan China dan Hong Kong. Aturan tersebut cukup mengancam tiap ganda campuran di negara lain.
"Dengan bermain di acara tim campuran Asia tahun depan, mereka akan memiliki peluang bagus untuk mendapatkan lebih banyak poin. Saya pikir tak adil," kata Goh Liu Ying dinukil The Star.
Meski mengundang protes beragam kalangan, keputusan BWF sampai saat ini tak kunjung berubah terkait aturan baru tersebut.
"Apa yang dilakukan BWF adalah menjatuhkan acara tahun depan sebagai salah satu kualifikasi Olimpiade atau mereka dapat menjadi tuan rumah acara tim putra dan putri lagi serta bukan malah mengikutsertakan tim campuran," pungkas Goh.
Goh Liu Ying merupakan andalan Malaysia di nomor ganda campuran usai berpasangan dengan Chan Peng Soon sejak 2009 hingga kini.
Kendati begitu dalam beberapa kesempatan, Goh Liu Ying kerap terjun di nomor ganda putri ketika membela Malaysia di sebuah turnamen tepok bulu.
Goh Liu Ying/Chan Peng Soon pernah meraih Asian Championship, Commonwealth Games, Thailand Masters, hingga USA Open.
Namun ada sebuah kisah menarik dari perjalanan karier Goh Liu Ying yang mungkin saja terlewatkan oleh para penggila bulutangkis.
Sebab, ada beberapa pebulutangkis Indonesia yang dikalahkan Goh Liu Ying dalam pertandingan final kala memperebutkan gelar juara internasional.