Skandal Match Fixing Ganda Putri China di Kejuaraan Dunia 2003

Jumat, 5 Juni 2020 18:52 WIB
Penulis: Arief Tirtana | Editor: Arum Kusuma Dewi
© RT.com
Ilustrasi bendera China Copyright: © RT.com
Ilustrasi bendera China
Strategi China Berjalan Mulus

Pengaturan hasil pertandingan atau match fixing di perempatfinal itu sendiri sendiri kemungkinan besar tak lepas dari kesadaran China bahwa jika Yang Wei/Zhang Jiewen yang melaju melawan pasangan Denmark Rikke Olsen/Ann-Lou Jorgensen, maka peluang mereka untuk menang akan lebih tipis.

Selain itu, Yang Wei/Zhang Jiewen kemungkinan juga sengaja bermain tak sungguh-sungguh, agar Gao Ling/Huang Sui bisa lebih prima saat menghadapi Rikke Olsen/Ann-Lou Jorgensen di babak semifinal.

Hasilnya memang terbukti, di semifinal Gao Ling/Huang Sui bisa tampil lebih baik dari Rikke Olsen/Ann-Lou Jorgensen dalam laga yang menguras tenaga dalam tiga set, 15-2, 8-15 dan 15-7.

Strategi mengatur hasil pertandingan itu juga semakin menguntungkan buat China. Karena mereka berhasil mewujudkan All China Final di Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2003 itu. Kala akhirnya Gao Ling/Huang Sui bisa keluar sebagai juara mengalahkan unggulan pertama turnamen, Wei Yili/Zhao Tingting.

Meski cukup menarik perhatian kala itu, skandal match fixing yang dilakukan pasangan ganda putri China itu tak sampai menyeret banyak nama.

Hanya Yang Wei/Zhang Jiewen yang kemudian mendapatkan hukuman. Itupun hanya hukuman ringan berupa teguran, yang persidangannya dilakukan jauh setelah kejadian itu terjadi atau ketika situasi sudah kondusif.