INDOSPORT.COM - Belajar dari perjuangan seniornya di masa lalu yang berjuang tanpa pamrih, Timnas Bulutangkis Putri Indonesia diminta untuk tampil maksimal di Piala Uber 2020.
Menjelang bergulirnya Piala Uber 2020 pada 3-11 Oktober mendatang di Aarhus, Denmark, perjuangan Timnas Bulutangkis Indonesia dalam menghadirkan kembali Piala Uber ke Tanah Air tentunya menjadi sorotan.
Setidaknya, pemain-pemain yang nantinya bakal tergabung dalam tim bulutangkis putri Indonesia yang akan berjuang di Piala Uber 2020 mendatang diminta untuk belajar dari sifat tanpa pamrih para seniornya terdahulu.
Jauh bicara soal bonus, apresiasi dari pemerintah pada saat itu saja sangat sangat minim. Akan tetapi mereka tidak kecewa dan tidak memikirkan hal tersebut.
Pernah diundang pada 24 Juni 1975 oleh Presiden Soeharto, namun bukan bonus yang diterima, melainkan hanya ucapan selamat saja atas prestasi yang ditorehkan tim putri Indonesia.
"Piala Uber diraih tim Indonesia merupakan kebanggaan, terutama bagi kaum wanita internasional dewasa ini," kata Soeharto sebagaimana dilaporkan Kompas, 24 Juni 1975.
Meskipun sempat ditanyakan oleh Presiden Soeharto secara langsung apa yang menjadi keinginan mereka, tetapi pada saat itu, tak ada satu pun pemain yang berani angkat suara, karena malu.
Apa yang dipertunjukkan oleh legenda-legenda bulutangkis putri Indonesia terdahulu tampaknya harus menjadi acuan oleh tim bulutangkis putri Indonesia saat ini untuk membawa pulang kembali trofi Piala Uber yang sudah 26 tahun tidak pulang ke pangkuan Ibu Pertiwi.
Walaupun persiapan Piala Uber 2020 kali ini harus terhadang wabah virus Corona, namun agaknya hal tersebut tidak bisa dijadikan alasan untuk mempersiapkan diri dengan lebih baik lagi menjelang digelarnya kompetisi beregu dua tahunan tersebut.
Sudah terlalu lama Piala Uber tidak mudik ke Indonesia, apakah tahun 2020 ini, Greysia Polii dan kolega bisa membuat kejutan dan membawa pulang trofi tersebut ke pangkuan Tanah Air?