INDOSPORT.COM - Gelaran Olimpiade memang selalu menjadi panggung unjung gigi untuk para pemain bulutangkis di seluruh dunia, dan inilah lima tunggal putri terbaik yang pernah ada dalam sejarah pesta olahraga akbar sedunia empat tahunan tersebut.
Olimpiade merupakan pesta olahraga akbar empat tahunan se-dunia sekaligus menjadi salah satu acara bulutangkis internasional paling bergengsi di dunia.
Bulutangkis yang sudah menjadi kekuatan negara Asia diketahui pertama kali masuk dalam salah satu cabang olahraga yang dipertandingkan di Olimpiade pada tahun 1992 silam.
Semenjak resmi dipertandingkan sejak tahun 1992 silam, berikut INDOSPORT.com merangkum lima tunggal putri terbaik di gelaran Olimpiade dilansir dari Youtube akun Olympic:
Li Xuerui
Li Xuerui menempati posisi kelima sebagai tunggal putri terbaik di ajang Olimpiade. Pemain yang memutuskan gantung raket pada tahun 2019 silam meraih medali emas di Olimpiade London 2012 saat mengalahkannya rekan sesama China, yakni Wang Yihan di partai final.
Di edisi Olimpiade Rio 2016, Li Xuerui sejatinya juga tampil baik, namun harus mengalami cedera di babak semifinal yang memaksa dia mundur dari pertandingan dan harus puas meraih medali perunggu.
Carolina Marin
Pebulutangkis Carolina Marin menempati peringkat keempat sebagai tunggal putri terbaik di Olimpiade. wakil Spanyol sukses meraih medali emas pada gelaran Olimpiade Rio 2016 usai mengalahkan wakil India, PV Sindhu di parta final.
Kemenangannya di Olimpiade Rio 2016 membuat Carolina Marin menjadi orang Eropa pertama yang sukses meraih medali emas di ajang sebesar Olimpiade. Selain itu, ia juga menjadi pemain bulutangkis putri pertama yang berhasil meraih tiga gelar Juara Dunia.
Susy Susanti
Legenda tunggal putri Indonesia, Susy Susanti menempati peringkat ketiga sebagai tunggal putri terbaik di Olimpiade. Istri dari Alan Budikusuma tersebut berhasil meraih medali emas di Olimpiade Barcelona 1992 dan medali perak di Olimpiade Atlanta 1996.
Di pertengahan tahun 1990-an, Susy Susanti sukses menjadi pemain top di sektor tunggal putri dan menjadi pemain bulutangkis putri Ndonesia pertama yang memenangkan medali emas Olimpiade.
Bang Soo-hyun
Musuh bebuyutan Susy Susanti, Bang Soo-hyun sukses menempati peringkat kedua sebagai tunggal putri terbaik di Olimpiade.
Bang Soo-hyun berhasil meraih medali emas di Olimpaide Atlanta 1996 dan medali perak di Olimpiade Barcelona tahun 1992 dan semua medali itu ia raih dengan mengalahkan musuh yang sama, yakni Susy Susanti.
Bang Soo-hyun juga menjadi pebulutangkis tunggal putri pertama Korea Selatan yang berhasil meraih medali emas dan perak di Olimpiade dan memutuskan gantung raket setelahnya.
Zhang Ning
Zhang Ning menjadi pebulutangkis tunggal putri yang menempati peringkat pertama sebagai yang terbaik di gelaran Olimpiade. Dua medali emas Olimpiade berhasil diraih oleh wakil China di sepanjang kariernya.
Namun yang unik, dua medali emas yang diraihnya tersebut terjadi secara beruntun yakni di Olimpiade Athena 2004 dan Olimpiade Beijing 2008.
Kemenangan Zhang Nin di Olimpiade Beijing 2008 menorehkan rekor sebagai pemain tertua yang berhasil meraih medali emas di ajang sebesar Olimpiade, dimana saat memenangkan medali emas Olimpiade terakhir, usia Zhang Ning menapakai 33 tahun.