INDOSPORT.COM - Menjadi pasangan peringkat satu dunia bukan berarti Kevin Sanjaya/Marcus Gideon tidak memiliki kelemahan, dimana salah satunya belum mampu revans dari Hiroyuki Endo/Yuta Watanabe.
Pasangan Hiroyuki Endo/Yuta Watanabe sejauh ini masih menjadi salah satu momok bagi pasangan ganda putra peringkat 1 dunia, Kevin Sanjaya/Marcus Gideon.
Dalam enam pertemuan terakhir dan yang salah satunya terjadi di final All England 2020, pasangan Kevin/Marcus masih belum mampu revans dari pasangan Endo/Watanabe meskipun sudah sangat tampil habis-habisan.
Banyak yang bertanya-tanya apa yang sebenarnya menjadi penyebab pasangan Kevin Sanjaya/Marcus Gideon masih belum mampu revans dari wakil Jepang tersebut.
Berikut ini INDOSPORT.com coba merangkum tiga penyebab kekalahan pasangan Kevin/Marcus dari Endo/Watanabe dilansir dari everything-badminton.com:
Magis Kevin Sanjaya yang Terhenti
Kehebatan seorang Kevin Sanjaya memang sudah tidak perlu diragukan lagi. Pebulutangkis 25 tahun tersebut menjadi salah satu pemain depan terbaik yang ada di dunia.
Kecekatan dan kejeniusan Kevin Sanjaya dalam memaikan raketnya menjadi salah satu kunci mengapa dirinya bersama dengan Marcus Gideon sangat mudah sekali meraih poin demi poin.
Menurut situs olahraga everything-badminton.com, duet Kevin/Marcus merupakan duet yang saling mengisi satu sama lain. Kehebatan Marcus Gideon dalam menjaga sektor belakang menjadi kunci utama mengapa Kevin Sanjaya bisa sangat leluasa mengcover lapangan depan.
Meskipun saling melengkapi satu sama lain, namun media internsional tersebut tetap menyebut Kevin Sanjaya sebagai kunci utama mengapa dirinya bersama Marcus Gideon bisa sangat mendominasi dalam tiga tahun belakangan ini.
Dan hal tersebut sangat disadari oleh pasangan Endo/Watanabe. Wakil Jepang sangat memahami bagaimana cara menghentikan magis dari seorang Kevin Sanjaya di lapangan.
Pasangan Endo/Watanabe sangat paham ketika mereka memberikan umpan-umpan yang manis untuk Kevin Sanjaya di lapangan depan, maka hal tersebut akan menjadi sumber masalah untuk mereka dan itu mengapa pasangan Jepang jarang menempatkan banyak bola di depan net.
Ternyata hal tersebut terbukti sangat efektif. Ketika Kevin Sanjaya lebih banyak didorong untuk mengcover lapangan bagian belakang dan memaksa Marcus Gideon memaksa maju untuk mengcover lapangan depan, maka hal itu akan jauh lebih menguntungkan untuk Endo/Watanabe dan hal itulah yang mereka terapkan selama ini.
Untuk mengatasi hal tersebut, media internasional menyarankan pasangan Kevin/Marcus untuk bermain dengan cara lain dan tidak selalu bergantung pada kehebatan Kevin Sanjaya di depan net.