INDOSPORT.COM - Pelatih bulutangkis asal Indonesia, yakni Hendrawan buka suara terkait status kontraknya dengan Asosiasi Bulutangkis Malaysia (BAM) setelah Olimpiade Tokyo 2020 resmi digeser ke tahun 2021.
Semenjak keberadaan virus Corona, semua keadaan mendadak berubah total. Seluruh acara-acara olahraga mendadak ditangguhkan, tak terkecuali pesta olahraga akbar sedunia empat tahunan sekali, yakni Olimpiade Tokyo 2020.
Penundaan Olimpiade Tokyo 2020 yang digeser ke pertengahan tahun 2021 mendatang membuat seluruh Asosiasi Bulutangkis yang ada di dunia memang terpaksa harus mengubah rencana total terkait pemain hingga kontrak pelatih.
Redaksi berita olahraga INDOSPORT mencoba mengonfirmasi langsung kepada salah satu pelatih bulutangkis Indonesia yang saat ini melatih di Malaysia, yakni Hendrawan terkait status kontraknya dengan BAM.
Ketika ditanyai apakah status kontraknya dengan BAM diperbaharui lagi, disudahi atau seperti apa, maka begini jawaban dari peraih medali perak Olimpiade Sydney 2000 tersebut.
"Memang kebanyakan semua pelatih kontraknya akan berakhir Desember tahun ini. Tapi kita enggak tahu dengan perubahan penundaan Olimpiade 2020 seperti apa, ya belum ada pembicaraan ke arah sana (soal kontrak) begitu," ujar Hendrawan.
"Tentunya dengan keadaan yang sekarang ini dengan adanya covid-19 ini, semuanya jadi slowdawn dan harus start awal. Jadi, makanya belum ada pembicaraan ke arah sana," lanjutnya.
Hendrawan pun bercerita kalau BAM baru memulai pelatnas kembali sejak 1 Juni lalu dan dengan keadaan yang serba tidak pasti ini, semuanya berjalan seperti slowdawn dan dirinya sendiri memilih untuk jalan saja lebih dulu.
"Kita sendiri mulai start melakukan pelatnas lagi mulai 1 Juni kemarin dan kita sudah berjalan satu minggu nih. Jadi, kemungkinan semestinya ada target awal dengan adanya Thomas dan Uber Cup, tetapi dengan keadaan sekarang yang serba tidak menentu ini, memang masih ragu-ragu ya menentukan kepastian tanggalnya. Kita jalan sajalah," sambungnya.
Bahkan dituturkan oleh peraih medai perak Olimpiade Sydney 2000 tersebut, kemungkinan untuk degradasi di tahun 2020 ini tidak akan ada karena banyak turnamen yang ditunda dan dirinya sebagai pelatih juga kesulitan memberikan evaluasi terkait pemain bulutangkis Malaysia.
"Bukan dari sisi kepelatihan saja yang susah mengenai kontrak kita atau apa, tapi dari sisi ke bawah juga masalah evaluasi pemain, karena biasanya setiap tahun selalu ada evaluasi pemain, mana yang bagus, mana yang kira-kira bisa dinaikkan ke yang utama, mana yang kira-kira enggak atau degradasi, kan itu tahun ini mungkin tahun ini enggak akan ada ya," tambahnya.
"Kita sebagai pelatih juga susah menilai pemain karena memang Malaysia semenjak lockdown semua pemain dikembalikan ke rumah masing-masing selama tiga bulanan. jadi, mereka training sendiri-sendiri di rumah dan kita pelatih hanya memantau dari pelatihan, karena pelatih dalam lapangan kan memang enggak boleh masuk ke lapangan," pungkasnya.
Hendrawan sendiri telah resmi ditunjuk oleh BAM untuk menjadi kepala pelatih tunggal putra Malaysia, dimana ia akan berduet dengan rekan lamanya yakni Tey Seu Bock untuk melatih Lee Zii Jia dan kolega.