INDOSPORT.COM - Pebulutangkis tunggal putri Chinese Taipei, Tai Tzu Ying, memiliki kisah selalu ketiban berkah juara saat mentas di Indonesia.
Tai Tzu Ying diketahui lahir di kawasan Kaohsiung, Taiwan (Chinese Taipei) pada 20 Juni 1994 dan hari ini tengah berulang tahun yang ke-26.
Perempuan berpostur 162 cm itu mengawali karier bulutangkis profesional sejak 2009, dari junior hingga senior seperti sekarang.
Pebulutangkis yang dilatih oleh Lai Jian-cheng itu hanya butuh tujuh tahun untuk menempati posisi pertama dunia, tepatnya 1 Desember 2016.
Tai Tzu Ying kini kembali menduduki posisi puncak berdasarkan rilis dari Asosiasi Bulutangkis Dunia (BWF) per 17 Maret 2020.
Beberapa medali emas di pentas SEA Games, Asian Games, Asian Championships, hingga Summer Universiade pernah diraih oleh Tai Tzu-ying.
Tak hanya itu gelar paling bergengsi yang sempat didulang oleh Tai Tzu Ying adalah All England. Total empat trofi ajang bulutangkis tertua di dunia itu sudah direbutnya.
Selain bermain di nomor tunggal, Tai Tzu Ying sempat tampil pada sektor ganda campuran kala berpasangan dengan Wang Tzu Wei, tapi kurang beruntung.
Tai Tzu Ying/Wang Tzu Wei hanya bisa mendulang runner-up bagi Chinese Taipei di pentas Jeunesse Cup International All Star 2017.
Wakil Chinese Taipei ini kalah dari pasangan Denmark Mods Conrad-Petersen/Line Kjaersfeldt lewat dua set langsung dengan skor 18-21 dan 20-22.
Meski demikian, ada hal menarik yang bisa ditelisik oleh para penggila bulutangkis Indonesia terhadap kiprah Tai Tzu Ying sejauh ini.
Sebab, Tai Tzu Ying ternyata selalu ketiban berkah juara saat bermain di Indonesia kala memperebutkan gelar juara bulutangkis internasional.
Berkah pertama diraih oleh tunggal putri Chinese Taipei ini ketika tampil di Indonesia Open 2016. Bahkan Tai Tzu Ying menang atas Wang Yihan (China) dengan skor 21-17 dan 21-8.