Taufik Hidayat dan Kisah Pembuka Gerbang Para Mantan Bintang Atlet PBSI
Pembuka gerbang di sini maksudnya adalah berkat keberanian Taufik Hidayat, sejumlah mantan bintang atlet bulutangkis lainnya jadi berani untuk buka suara terkait keluh kesahnya selama di PBSI. Sebelumnya, Taufik Hidayat sudah lebih dulu blak-blakan mengenai pandangannya tentang PBSI.
Dalam wawancara eksklusif Taufik Hidayat dengan seorang public figure, Deddy Corbuzier, terungkaplah semua keluh kesah sang legenda. Mulai dari kasus Imam Nahrawi hingga organisasi PBSI yang bagi Taufik Hidayat tidak semua anggotanya tahu tentang bulutangkis.
“Awalnya, sebelum mereka jadi pengurus di sana, mereka bisa-bisanya minta ketemu gue setiap hari, minta masukan. Begitu masuk jadi pengurus, gue ditendang,” cerita Taufik Hidayat dalam akun Youtube milik Deddy Corbuzier.
“Gue masuk ke PBSI saja, mereka takut. Gue orang bulutangkis juga loh. Gue enggak diterima di sana. Banyak yang takut gue ada di situ (PBSI). Makanya bagaimana caranya gue dimatiin, enggak bisa gerak,” lanjutnya.
Bagi Taufik Hidayat, selama politik ada dalam olahraga terutama bulutangkis, maka prestasi bakal sulit diraih. Setelah Taufik Hidayat dengan berani mengungkapkan dalamnya PBSI, barulah mantan bintang atlet bulutangkis lainnya ikut buka suara soal organisasi itu.
Dimulai dari Tontowi Ahmad yang mengundurkan diri dari pelatnas dan memilih gantung raket pada Senin (18/05/20). Selepas pensiun, Tontowi Ahmad membongkar perlakukan PBSI kepadanya yang membuatnya kecewa perihal statusnya sebagai pemain magang.
“Saya keberatan karena status magang biasanya untuk pemain junior yang mau masuk pelatnas. Saya masih kompetitif dan bisa mengalahkan pasangan 10 besar dunia. Saya tidak sejelek itu untuk dibuang,” ungkap Tontowi Ahmad.
Tontowi merasa prestasinya di kancah internasional tidaklah buruk, tetapi ia tak bisa mengerti mengapa masuk sebagai pemain magang. Status magang itupun menjadi salah satu alasan Tontowi Ahmad pensiun dari dunia bulutangkis.
Menanggapi kekecewaan Tontowi Ahmad, Sony Dwi Kuncoro pun ikut berkomentar mengenai PBSI. Dalam akun media sosialnya, Sony Dwi Kuncoro, tunggal putra andalan Indonesia ikut curhat mengenai perlakuan PBSI padanya terkait proses degradasi.
“Tahun 2014 saya meninggalkan pelatnas PBSI dengan cara yang menurut saya kurang menghargai saya yang sudah 13 tahun di Pelatnas. Pada waktu itu saya masih ranking 14 dunia,” tandasnya.
Sony Dwi Kuncoro menyayangkan kabar terdegradasi dirinya justru pertama kali ia ketahui dari media massa bukan dari perngurus atau jajaran pelatih. Parahnya lagi, surat degradasi yang diterima Sony rupanya diberikan kepada dirinya melalui karyawan biasa di PBSI bukan pengurus harian.
Pada akhirnya Sony Dwi Kuncoro dan Tontowi Ahmad akhirnya buka suara tentang sikap PBSI setelah Taufik Hidayat. Tak hanya menjadi panutan, Taufik Hidayat juga menjadi corong awal bagi rekan-rekannya untuk lebih terbuka mengenai apa yang terjadi pada mereka.