Yang Yang, Tunggal Putra Terbaik China yang Sukses Bersama Malaysia
Keputusan Yang Yang untuk pensiun di usia yang baru 28 tahun saat itu jelas mengejutkan banyak pihak. Semakin mengejutkan lagi, setelah setahun berselang di 1992, Yang Yang justru menerima tawaran federasi Bulutangkis Malaysia untuk menjadi pelatih tim bulutangkis Negeri Jiran itu.
Salah satu yang paling terkejut saat itu adalah pelatih Yang Yang kala masih bermain di tim bulutangkis China, Hou Jiajiang.
Hou Jiangjiang saat itu bahkan sampai berharap keputusan mantan anak asuhnya hanya sebatas menjadi pelatih sementara, bukan pelatih pemanen tim bulutangkis Malaysia.
Namun tak sedikit pula yang mendukung keputusan Yang Yang. Seperti yang diutarakan manajer tim bulutangkis Indonesia kala itu, Leo Wiranata.
Leo menilai keputusan Yang Yang menerima tawaran federasi Bulutangkis Malaysia, tak ubahnya sebuah langkah serius untuk memajukan prestasi tim Negeri Jiran, khususnya di Olimpiade dan Piala Thomas.
Menurut Leo langkah Malaysia menunjuk Yan Yang juga menjadi sangat tepat, karena gaya bermain pria asal China itu sangat mirip dengan tunggal putra andalan Malaysia kala itu, Rashid Sidek. Sehingga akan sangat bagus buat perkembangan permaian Sidek sendiri.
Hasilnya, keputusan Yang Yang untuk menjadi pelatih Malaysia memang terbukti tepat. Bersama Han Jian and Chen Changjie yang juga asal China, Yang Yang berhasil mengantarkan Malaysia menjadi juara Piala Thomas 1992. Sebuah raihan pertama, sejak terakhir kali mereka merasakannya di tahun 1967.
Khusus untuk Rashid Sidek, tangan dingin Yang Yang terbukti juga mampu mengantarkannya meraih prestasi di Olimpiade 1992. Meski tak bisa menjadi juara, Yang Yang bisa membawa tunggal putra Malaysia itu meraih medali perunggu, sejajar dengan mantan rekan sendiri di Tim bulutangkis China, Li Yong Bo.