Cerita Lin Dan yang Terus 'Bertengkar' dengan Lee Chong Wei Usai Laga

Rabu, 29 Juli 2020 07:22 WIB
Editor: Cosmas Bayu Agung Sadhewo
 Copyright:

INDOSPORT.COM – Legenda tunggal putra China, Lin Dan, berbagi kisah unik tentang dirinya dan rival abadinya, Lee Chong Wei. Salah satu kisah unik di antara keduanya terjadi saat masih berusia belasan tahun.

Seperti kita ketahui, di balik karier mentereng Lin Dan sebagai pemain bulutangkis, ternyata ada jasa Lee Chong Wei yang turut menyertai. Legenda Malaysia itu secara tidak langsung membuat Lin Dan mengemas puluhan gelar bergengsi selama 20 tahun.

Hal ini diungkapkan pria 36 tahun itu saat dia menggambarkan sosok Lee Chong Wei dalam sebuah sesi talk show yang dibawakan legenda tenis meja China, Deng Yaping.

“Dia (Lee Chong Wei) merupakan olahragawan yang sangat, sangat hebat. Dia berlatih sangat keras setiap hari untuk berada dalam kondisi prima sehingga dia bisa mengalahkan saya dan jadi juara,” kata Lin Dan dinukil dari situs resmi BWF.

“Terkadang, punya lawan yang hebat lebih penting dari pelatih. ketekunan dan kekuatannya (Lee Chong Wei) benar-benar mendorong saya (keluar batas). Saat Anda berpikir ini sudah ‘baik-baik saja’, dia akan membuat Anda meningkatkan level Anda,” jelas Lin Dan.

Tak hanya itu, Lin Dan juga bercerita ketika dirinya dan Lee Chong Wei masih berusia belasan tahun dan bertemu satu sama lain- Ketika itu keduanya masih berusia 17 tahun hingga 18 tahun saat pertama kali bertemu.

Kala itu seusai pertandingan, Lin Dan mengakui bahwa ia dan Lee Chong Wei masih kerap ‘bertengkar’ di luar lapangan, dalam hal berdebat perihal laga yang telah mereka mainkan sebelumnya melalui sebuah telepon.

“Ketika kami bertemu pertama kali, saat itu usia kami masih sekitar 17 hingga 18 tahun. Persaingan kita berdua sangat ketat. Setelah pertandingan, kami saling menatap dengan sengit,” tuturnya menjelaskan.

“Namun semua itu berubah ketika kita berdua sudah mulai beranjak dewasa, saling berjuang satu sama lain selama bertahun-tahun. Saat kami memiliki anak dan keluarga, kami melihat semuanya secara dewasa,” tambahnya.

“Kami tetap berjuang untuk saling mengalahkan satu sama lain, tetapi berbeda ketika pertama kali bertemu. Siapapun yang menang di antara kita, itu bukan sebuah masalah. Setelah laga usai, kami hanya sekadar mengirimkan pesan teks untuk mengobrolkan hal-hal yang santai,” tutupnya.