INDOSPORT.COM – Tak sedikit atlet-atlet Indonesia yang mewarisi bakat bulutangkis dari orang tuanya. Sebut saja keluarga Icuk Sugiarto hingga Mainaky Bersaudara.
Salah satu keluarga lainnya yang melanggengkan bakat bulutangkis adalah legenda ganda putra Denny Kantono.
Bersama Antonius Ariantho, Denny memenangkan sejumlah medali prestisius. Di antaranya medali perunggu Olimpiade 1996, medali emas Kejuaraan Dunia 1996, dan medali emas Kejuaraan Asia 1997.
Bakat bulutangkis Denny Kantono pun mengalir kepada dua putrinya, Serena Kani dan Mikala Kani. Serena pun membagikan kisahnya kepada INDOSPORT, bagaimana ia tertarik ke dunia tepok bulu ini.
“Mulai umur satu tahun sudah sering dibawa ke GOR. Soalnya dulu Papa pelatih Djarum. Dan mulai latihan rutin dari kelas 3 SD,” buka perempuan kelahiran 1999 ini.
Serena melanjutkan, ia bergabung dengan Candra Wijaya International Badminton Club ketika duduk di kelas 6 SD.
Pada 2012, ia bergabung dengan Djarum Kudus untuk bermain di sektor tunggal putri selama dua tahun. Namun kemudian ia menjajal sektor ganda campuran hingga kini.
Serena Kani pun sempat menghuni Pelatnas PBSI dan berpasangan dengan Mychelle Christine Bandaso. Bersama Mychelle, ia menjuarai turnamen Tata Open India International 2016 dan menjadi runner up Singapore International di tahun yang sama.
Turnamen di India International itu pun menjadi salah satu pertandingan yang paling berkesan. Pasalnya, itu kali pertama Serena melakoni pertandingan dengan format 11 poin dan bahkan berujung bisa menjadi juara.
Memiliki ayah seorang mantan atlet, karier Serena Kani pun sedikit-banyak diarahkan oleh orang tuanya. “Iya mula-mula diajari Papa. Pasti kita ngobrol setelah tanding (untuk) evaluasi bareng,” tutupnya.