INDOSPORT.COM – Federasi Bulutangkis Dunia (BWF) terus menjalankan sejumlah program untuk mempopulerkan olahraga tepok bulu ke seluruh dunia. Salah satu programnya bernama Shuttle Time dan menjangkau 130 negara, termasuk negara kecil seperti Tuvalu.
Ya, barangkali masih ada yang tak familiar dengan negara tersebut. Tidak heran, karena Tuvalu adalah negara terkecil keempat di dunia setelah Vatikan, Monako, dan Nauru. Populasinya saja hanya 11.500 orang yang menghuni 26 kilometer persegi lahan.
Sejak masuknya program BWF, olahraga bulutangkis mulai berkembang dan bahkan masuk dalam kurikulum pendidikan.
Fakta Unik tentang Tuvalu
Tuvalu adalah sebuah negeri mungil yang terletak di Polinesia, berada di antara Hawaii dan Australia. Negara ini mendapatkan kemerdekaannya dari Inggris pada 1 Oktober 1978.
Seluruh wilayah Tuvalu terbuat dari atol koral, yakni sisa gunung berapi yang tenggelam di bawah permukaan air. Meski memiliki pemandangan indah, Tuvalu mendapatkan cap sebagai negara yang paling jarang dikunjungi di dunia.
Dengan wilayah yang sempit, warga Tuvalu kesulitan untuk membangun fasilitas olahraga indoor. Maka dari itulah BWF merancang program pengembangan bulutangkis yang bisa dimainkan di ruang terbuka.
Negara beribu kota di Funafuti ini tercatat sudah tiga kali mengikuti Olimpiade, tepatnya sejak 2008 di Beijing, China. Saat itu mereka mengirim tiga delegasinya: satu atlet angkat berat dan dua atlet yang bertanding di sprint 100 meter putra dan putri.
Namun dalam tiga edisi Olimpiade tersebut, Tuvalu belum mampu mendapatkan medali. Di Olimpiade Rio 2016, Tuvalu menjadi satu-satunya negara yang hanya mengirimkan satu orang delegasi.