INDOSPORT.COM - Media China percaya, legenda Korea Selatan Park Joo-bong memiliki sifat yang arogan dan enggan untuk mengakui kekalahan tim bulutangkis Jepang.
Sejak kedatangan Park Joo-bong ke Jepang pada tahun 2004 lalu, sektor bulutangkis Negeri Sakura mendadak berubah 180 derajat. Dari yang tak pernah diperhitungkan sama sekali sampai akhirnya kini menjadi salah satu kekuatan yang disegani.
Di bawah arahan legenda Korea Selatan Park Joo-bong, bulutangkis Jepang bergerak maju selangkah demi langkah. Sampai akhirnya, golnya mereka meraih medali emas Olimpiade 2016 lalu di sektor ganda putri dan meraih medali perungg di sektor tunggal putri.
Selain itu, di bawah arahan Park Joo-bong, pebulutangkis Nozomi Okuhara sukses menjadi Juara Dunia di tahun 2017, tim putra Jepang mencapai babak final Piala Thomas 2018 dan tim putri meraih Piala Uber 2018 lalu Kento Momota berhasil menjadi Juara Dunia dua kali berturut pada tahun 2018 dan 2019.
Media China pun bertanya-tanya tentang apa strategi yang digunakan oleh Park Joo-bong untuk membawa bulutangkis Jepang bangkit perlahan dan akhirnya berada di jalur yang tepat.
Pertanyaan itu pun dijawab oleh legenda Korea Selatan Park Joo-bong yang menyebut bahwa bulutangkis Jepang saat ini melatih semua pemain sesuai dengan bakat yang dimiliki dan membiarkan para pemainnya untuk menentukan sendiri arahnya untuk mencapai ke level tertinggi.
Tetapi, media China, Sports Sina, berujar pada tahun 2019 lalu kekalahan tim Jepang di final Piala Sudirman setelah mereka kalah dari wakil Negeri Tirai Bambu tidak akan membuat seorang Park Joo-bong mau mengakui kekalahannya itu.
Menurut media China, Park Joo-bong adalah orang yang arogan dan tidak pernah mau mengakui kekalahan. Oleh sebab itu, mereka sangat yakin jika di Olimpiade Tokyo pada tahun 2021, peraih medali emas Olimpiade Barcelona 1992 akan membalas kekalahannya di Piala Sudirman.
Tentu saja, sebagai Kepala Pelatih Jepang, martabat seorang Park Joo-bong akan sangat dipertaruhkan pada Olimpiade Tokyo tahun 2021 mengingat kompetisi itu diselenggarakan di depan para pendukung Jepang dan hasil terbaik pasti menjadi suatu tuntutan yang harus diwujudkannya.