INDOSPORT.COM – Semangat memajukan bulutangkis nasional masih menjadi motivasi PB Djarum sampai saat ini. Untuk itulah diperlukan ekosistem bulutangkis yang ideal di dalam mewujudkannya.
Peta persaingan bulutangkis dunia tak sesederhana dulu, ketika Indonesia menguasai panggung bulutangkis dunia. Kita bisa melihat prestasi atlet-atlet seperti Kento Momota (Jepang), Srikanth Kidambi (India), Ratchanok Intanon (Thailand), Carolina Marin (Spanyol), dan Pusarla Sindhu (India).
Dalam kondisi seperti ini, nomor tunggal, yang dianggap bergengsi dan sering menyumbang gelar juara di masa lampau, justru menjadi titik lemah bulutangkis Indonesia.
Ada begitu banyak hal yang perlu dievaluasi, termasuk dari aspek regenerasi atlet. Proses regenerasi ini sejatinya perlu dilakukan secara masif dan berkesinambungan agar mata rantai prestasi bulutangkis Indonesia tersambung kembali.
Di dalam melakukan regenerasi para atlet ini, PB Djarum menekankan untuk menjaga ekosistem bulutangkis yang ideal serta peran pentingnya klub di dalam mewujudkannya.
Hal ini disampaikan langsung oleh Yoppy Rosimin, selaku Program Direktor Bakti Olahraga Djarum Foundarion, kepada puluhan wartawan olahraga nasional dalam sebuah diskusi online melalui aplikasi Zoom, Senin (07/09/20) kemarin.
"Ekosistem bulutangkis Indonesia sangat penting dan sangat vital. Karena itu adalah rantaian yang tidak terputus dari pelaku-pelaku bulutangkis di Indonesia,” kata Yoppy.
“Mata rantai pertama adalah klub dari daerah, yang merupakan cikal bakal pemain-pemain yang di daerah telah berlatih dan bertanding, untuk kemudian masuk ke klub besar dan dibina menjadi seorang juara," lanjutnya.
Guna menggairahkan ekosistem bulutangkis di Tanah Air itulah, Yoppy juga menekankan betapa pentingnya peran regulasi pemerintah hingga sponsor. Dua elemen ini sangat diperlukan di dalam mengembangkan pembinaan atlet-atlet muda.
"Regulasi dari pemerintah, khususnya sistem keolahragaan nasional, begitu juga sponsor. Penting sekali agar pembinaan lebih bergairah," tambahnya.
Yoppy lantas menyebut istilah "layer bawah" atau lapisan atlet-atlet di kelompok usia di bawah 11 hingga 19 tahun, menjadi target usia pembinaan di PB Djarum. Sementara, guna menggairahkan ekosistem bulutangkis di Tanah Air, PB Djarum juga menyambangi berbagai kota di Tanah Air melalui Audisi Umum PB Djarum.
Sekedar informasi, bincang media secara virtual yang digelar Perkumpulan Bulutangkis (PB) Djarum dan dihadiri puluhan wartawan olahraga nasional itu diadakan dalam rangka memperingati Hari Olahraga Nasional (Haornas) pada 9 September 2020.