INDOSPORT.COM – Berlatih bulutangkis di tengah pandemi virus diakui PB Djarum memiliki banyak tantangan. Legenda sekaligus penasihat klub Christian Hadinata menyebutkan bahwa tantangan lebih besar dihadapi oleh para pelatih.
Pandemi virus corona telah menimbulkan dampak yang cukup besar di Indonesia, khususnya di dunia bulutangkis. Program latihan hingga turnamen terpaksa ditangguhkan demi keselamatan dan kesehatan para atlet.
PB Djarum sebagai salah satu klub bulutangkis terbesar pun juga merasakan dampaknya. Dalam bincang media secara virtual lewat aplikasi Zoom, dalam rangka menyambut Hari Olahraga Nasional pada 9 September, Senin (07/09/20) kemarin, sejumlah tokoh penting PB Djarum menyebutkan berbagai tantangan berlatih selama pandemi corona.
Christian Hadinata, sebagai legenda bulutangkis yang juga menjadi penasihat di PB Djarum mengatakan bahwa berlatih di tengah pandemi itu menantang para pelatih di dalam memotivasi atletnya.
“Paling sulit ya pelatih. Pelatih kesulisan membuat atletnya tetap fokus, tetap di disiplin di dalam menjalani program latihan,” kata Christian Hadinata.
Meski begitu, Christian Hadinata mengakui bahwa pandemi virus corona ini memberi kesempatan lebih banyak para atlet untuk berlatih karena hampir tidak ada atau sedikit turnamen yang mereka ikuti.
“Sisi positifnya, banyak sekali kesempatan atau waktu untuk memperbaiki segala kelemahan di atlet. Kalau di masa normal, pertandingan begitu banyak jadi untuk memperbaiki kesalahan sangat sedikit. Justru sekarang, bisa lebih memperbaiki kelemahan dengan waktu yang lebih leluasa,” lanjut Christian.
Meski begitu, dengan tidak adanya turnamen yang dilakoni, legenda bulutangkis Hariyanto Arbi mengatakan bahwa latihan di tengah pandemi justru akan lebih membosankan.
“Tantangannya ya latihan. Kalau jangka waktunya terlalu panjang bisa jadi bosan, sama suasananya kurang bersemangat. Jadi latihan rasanya seperti tidak punya tujuan,” ujar Hariyanto Arbi.
Sementara itu, Fung Permadi, selaku manajer tim PB Djarum menjelaskan bahwa berlatih di tengah pandemi membutuhkan banyak penyesuaian di masa-masa awal, namun sesudahnya kembali ke porsi normal.
“Di masa pandemi, awalnya ada penyesuaian, latihan tidak terlalu berat dari segi fisik. Tiga minggu kemudian kembali ke porsi normal. Tentu ini membosankan. Ini jadi salah satu ujian, apakah latihan di tengah pandemi bisa membawa kemajuan atau tidak,” kata Fung Permadi.
Lebih lanjut, Menyikapi situasi pandemi korona saat ini, Yoppy menegaskan, selaku Program Direktor Bakti Olahraga Djarum Foundarion, menjelaskan bahwa PB Djarum ketat dalam menerapkan protokol kesehatan.
"Setiap habis latihan pasti lapangan didisinfektan. Tentu ini hanya hal kecil saja tapi kami tetap berupaya menjaga kesehatan anak-anak tetap sehat karena itulah dasar dari tujuan berolahraga dan menjadi atlet," kata Yoppy.