INDOSPORT.COM - Pakar sekaligus legenda bulutangkis Denmark, Jim Laugesen mencecar Federasi Bulutangkis Dunia (BWF) usai buat keputusan menunda kompetisi Piala Thomas - Uber 2020.
Usai lima negara memutuskan mundur dan dua negara menolak undangan, BWF akhirnya memilih untuk menunda Piala Thomas - Uber 2020 yang seharusnya digelar di Aarhus, Denmark pada 3 - 11 Oktober.
Namun keputusan yang dibuat oleh BWF menunda Piala Thomas - Uber 2020 menuai banyak kritik dari banyak kalangan, termasuk salah satunya pakar sekaligus legenda bulutangkis Denmark, Jim Laugesen.
Menurutnya BWF harus bisa mencontoh kompetisi AS Terbuka yang meskipun tanpa pemain seperti Rafael Nadal sekalipun, pihak penyelenggara tetap memutuskan untuk melanjutkan turnamen Grand Slam tersebut.
Situasi semacam ini menurut legenda Denmark Jim Laugesen berada di tangan Asosiasi Bulutangkis di setiap negara. Sekalipun beberapa pemain ingin pergi, sedangkan sisanya tidak, mereka akhirnya tetap akan membatalkan keinginan untuk pergi.
"Ini menunjukkan bahwa cara Anda menjalankan sesuatu melalui asosiasi sedang sekarat dan tidak berfungsi dalam situasi krisis. Beberapa ahli percaya dan menunjukkan bahwa masalah tentang Piala Thomas - Uber adalah karena tidak memberikan poin pada peringkat Olimpiade," katanya.
"Menurut saya ini adalah kesalahan terbesar yang dibuat BWF. Olimpiade adalah kompetisi yang terbesar dan telah memakan banyak ruang. Kami bahkan telah melihat di masa lalu bahwa pemain yang cedera telah berbaris untuk turnamen untuk mendapatkan poin Olimpiade mereka," ujar Jim Laugesen dikutip dari media Sport TV2.
"Jadi, saya ingin mereka memperkenalkannya lagi dan kemudian kami harus melihat apakah para pemain merasa tidak akan menarik untuk berpartisipasi," pungkasnya.
Ini adalah ketiga kalinya tahun ini Piala Thomas - Uber 2020 ditunda. Semula turnamen direncanakan bergulir pada Mei, namun digeser ke Agustus lalu dipindah lagi ke Oktober karena situasi Corona.