INDOSPORT.COM - Eks pebulutangkis tunggal putra no. 1 dunia, Srikanth Kidambi dipastikan akan ambil bagian dalam kompetisi Denmark Open 2020 pada 13 - 18 Oktober di Odense, Denmark.
Dilansir dari situs olahraga BadmintonPlanet, keikutsertaan eks pebulutangkis tunggal putra no. 1 dunia asal India, Srikanth Kidambi di Denmark Open dikonfirmasi langsung oleh Otoritas Olahraga India (SAI).
Menurut SAI, Srikanth Kidambi akan pergi mengikuti Denmark Open bersama dengan pelatih dan fisioterapisnya dan soal persetujuan keberangkatannya masih dalam proses lebih lanjut.
"Proposal untuk mengikuti kompetisi datang dari Srikanth yang juga meminta pelatih dan fisioterapisnya diizinkan untuk mendampinginya di turnamen. Meskipun nama mereka masih dalam pertimbangan," ujar SAI dikutip dari situs olahraga BadmintonPlanet.
Selain eks pebulutangkis no. 1 dunia, Srikanth Kidambi, pebulutangkis India lainnya yakni Saina Nehwal dan Lakshya Sen juga telah diseleksi untuk mengikuti kompetisi Denmark Open oleh Asosiasi Buluangkis India (BAI).
Tetapi, para pebulutangkis India lainnya seperti PV Sindhu dan N Sikki Reddy/Ashwini Ponnappa memutuskan untuk mundur dari kompetisi Denmark Open yang akan digelar di Oktober mendatang di Denmark.
Sebelumnya, BAI memang telah mengirimkan email kepada setiap pebulutangkis India, dan setiap pemain yang memutuskan ikut serta harus menanggung sendiri segala risiko yang terjadi dalam perjalanan di tengah pandemi Corona.
Dalam email yang ditulis oleh BAI kepada para pebulutangkis India, mereka juga menyebutkan apabila tidak ada balasan atau tanggapan maka mereka akan menganggap bahwa sang pemain menolak untuk ikut ambil bagian di turnamen Denmark Open.
Melihat bagaimana sikap dari BAI tentunya bisa ditarik kesimpulan bahwa mereka tidak mendapat dukungan yang baik dari Federasi Bulutangkis Dunia (BWF) terkait risiko perjalanan yang akan dilalui oleh setiap atlet bulutangkis di masa pandemi virus Corona seperti sekarang ini.
Maka tak heran jika akhirnya banyak negara yang memutuskan untuk tidak ambil bagian dalam kompetisi Piala Thomas - Uber 2020 karena ketidakjelasan aturan yang dibuat oleh BWF manakala terjadi sesuatu yang tidak diinginkan di perjalanan.