INDOSPORT.COM - PBSI menyayangkan keputusan Federasi Bulutangkis Dunia (BWF) menunda kompetisi Asia Open ke Januari 2021, begini penjelasan lengkapnya.
BWF diketahui telah resmi mengumumkan pada Jumat (25/09/20) kalau kompetisi seri Asia mulai dari Asia Open I, Asia Open II dan BWF World Tour Finals ditunda ke Januari 2021 dan itu akan digelar di Thailand.
Meskipun menyayangkan keputusan tersebut, PBSI tetap menghargai dan menghormati keputusan BWF, karena kesehatan dan keselamatan atlet bulutangkis dan seluruh pendukungnya memang merupakan prioritas utama.
Dengan ditundanya kompetisi Asia Open ke Januari 2021, maka secara otomatis kompetisi terakhir yang diikuti oleh atlet bulutangkis Indonesia adalah All England setelah sebelumnya PBSI memutuskan bahwa tidak akan mengirimkan atlet ke kompetisi Denmark Open.
"Sebetulnya kami sangat menyayangkan keputusan ini, artinya setelah All England, tidak ada turnamen sama sekali untuk pemain Indonesia karena kami tidak ikut Denmark Open," katanya.
"Namun, kami menghargai dan menghormati keputusan BWF yang kelihatannya masih mempertimbangkan situasi dan kondisi Covid-19," ujar Sekjend PBSI, Achmad Budiharto dikutip dari situs olahraga badmintonindonesia.org.
Dituturkan lebih lanjut oleh Sekjend PBSI, Achmad Budiharto, bahwa keputusan BWF menggelar kompetisi Asia Open ke Januari 2021 lantaran BWF masih mempertimbangkan soal perkembangan virus Corona, sehingga ini adalah keputusan terbaik.
"Yang kami dengar, dari pemerintah Thailand belum ada lampu hijau secara detailnya mengenai pelaksanaan turnamen ini, jadi ini yang membuat BWF harus segera mengambil sikap. Tapi yang kami yakini BWF mempertimbangkan perkembangan Covid-19," tuturnya.
PBSI sendiri diketahui sebelumnya berencana menggelar simulasi home tournament untuk ketiga kalinya, tetapi rencana ini diketahui akan kembali dipertimbangkan ulang kembali, menginga hawa turnamen internal dengan hawa kompetisi sesungguhnya pasti berbeda.
"Kalau di pertandingan resmi, mereka akan ketemu dengan lawan-lawan yang membuat mereka ingin mengeluarkan semua kemampuan mereka, akan sangat berbeda dengan simulasi. Namanya simulasi, seserius apapun, pasti tidak semaksimal seperti mereka bertanding di turnamen resmi," pungkasnya.
Tim Pembinaan dan Prestasi PBSI akan berdiskusi kembali bersama tim pelatih untuk menyusun program mengembalikan performa atlet jelang tahun 2021 dan mempertimbangkan pengalaman selama ini bahwa latihan saja tidak cukup, atmosfer pertandingan tetap dibutuhkan oleh atlet.