INDOSPORT.COM - Federasi Bulutangkis Dunia (BWF) akhirnya angkat suara soal banyaknya pemain yang protes terkait turnamen bulutangkis yang penyelenggaraannya tidak pasti.
Dalam konferensi pers virtual yang digelar oleh BWF, Selasa (29/09/20) kemarin, Presiden BWF, Poul Erik Hoyer Larsen akhirnya angkat suara terkait banyaknya protes yang dilayangkan kepada mereka karena telah menunda sejumlah turnamen.
Diketahui, BWF sebelumnya menunda Piala Thomas - Uber dan membatalkan Denmark Masters 2020, tetapi tetap melanjutkan turnamen Denmark Open pada 13 - 18 Oktober di Odense, Denmark.
Akibat keputusan BWF tersebut, sejumlah pemain, pakar dan media Denmark turut bereaksi. Banyak dari mereka yang melayangkan protes atas keputusan tersebut karena dinilai telah merugikan Badminton Denmark dan pihak-pihak terkait yang sudah berusaha menggelar kompetisi.
Tetapi, bagi Presiden BWF, Poul-Erik Hoyer Larsen, apapun yang menjadi keputusan mereka saat ini, semuanya diambil karena mempertimbangkan banyak hal, terutama soal kesehatan dan keselamatan dari para atlet bulutangkis.
"Melihat tantangan yang kami hadapi, keputusan penundaan adalah solusi terbaik dalam situasi saat ini," ujar Poul Erik-Hoyer Larssen dalam konferensi pers virtual BWF.
Selain itu, Presiden BWF, Poul Erik-Hoyer Larsen juga angkat suara terkait penyelenggaraan Asia Open yang digelar ke Januari 2021 dari yang seharusnya digelar pada November 2021.
Menurut Presiden BWF keputusan itu diambil karena sudah mempertimbangkan soal aspek keselamatan, dan mereka sangat percaya diri dengan dimulainya Asia Open pada 2021 akan menandai bahwa bulutangkis telah siap untuk kembali digelar.
"Saya yakin dengan protokol keselamatan yang sudah kami siapkan, tiga turnamen bulutangkis siap kembali dimulai pada 2021," tuturnya.
Tiga kompetisi yang akan menjadi pembuka awal tahun nanti adalah Asia Open I dan Asia Open II yang merupakan BWF World Tour Super 1000, serta BWF World Finals 2020.