Soal Isu Jual Beli Suara di Munas PBSI, Ini Kata Broto Happy

Rabu, 30 September 2020 18:35 WIB
Penulis: Shella Aisiyah Diva | Editor: Indra Citra Sena
© indosport
Pengamat bulutangkis Indonesia, Broto Happy angkat suara soal isu jual-beli suara yang kerap kali terjadi di Musyawarah Nasional (Munas) PBSI. Copyright: © indosport
Pengamat bulutangkis Indonesia, Broto Happy angkat suara soal isu jual-beli suara yang kerap kali terjadi di Musyawarah Nasional (Munas) PBSI.

INDOSPORT.COM - Pengamat bulutangkis Indonesia, Broto Happy, angkat suara soal isu jual-beli suara yang kerap kali terjadi di Musyawarah Nasional (Munas) PBSI.

Munas PBSI diketahui akan digelar pada 5-6 November 2020 di JHL Hotel Gading Serpong, Jakarta. Menjelang bergulirnya acara tersebut, SIWO PWI DKI Jakarta menggelar acara virtual yang bertajuk 'Mencari Figur Tepat Ketua Umum PBSI?' pada Rabu (30/9/20).

Dalam acara virtual itu menghadirkan banyak narasumber, mulai dari eks pebulutangkis putri Indonesia, Yuni Kartika, Juara Dunia 1993, Joko Suprianto, Pengamat Bulutangkis, Broto Happy, Ketua Pengprov PBSI Jatim, Oei Wijanarko Adi Mulya dan Ketua Pengprov PBSI Aceh, H. Nahrawi Noerdin.

Selaku pengamat bulutangkis Indonesia, Broto Happy menjelaskan bahwa dirinya tidak memusingkan siapa pun yang nantinya akan menjadi Ketua Umum PBSI, sebab yang terpenting adalah Ketum yang baru harus mampu menjaga prestasi, khususnya tradisi emas Olimpiade tahun 2021 mendatang.

"Siapa pun ketuanya menurut saya tidak penting, yang penting prestasi tetap terjaga. Tahun depan ada tugas menjaga tradisi emas olimpiade. Tugas di bulutangkis banyak banget, ada beban negara," ujar Broto Happy.

Broto Happy juga mengingatkan agar keberlangsungan prestasi tetap terjaga, syaratnya adalah dibutuhkan dana yang tidak sedikit, dan Ketua Umum PBSI yang baru harus bisa mencari solusi mengenai hal tersebut.

"Tugasnya menjaga keberlangsungan prestasi, syaratnya dana yang sangat besar. Di era Pak Wiranto dalam 1 tahun butuh 100 miliar, jumlah itu demi menjaga prestasi, Pelatnas sepanjang tahun berjalan dan pengiriman pemain juga berjalan," jelasnya.

Selain itu, pengamat bulutangkis Indonesia, Broto Happy juga memberikan jawabannya terkait jual beli suara yang kerap terjadi di acara Munas PBSI. Dimana menurutnya, hal semacam itu sangat mungkin terjadi, tetapi sulit untuk dibuktikan.

"Saya yakin jual beli suara tetap ada tetapi sepeti kentut, bisa merasakan tapi untuk membuktikannya susah. Tahun ini pun saya dengar selentingan ada beberapa daerah yang didekati dan mendapat janji-janji," jawabnya.

Broto Happy pun berharap bahwa Munas PBSI bisa bersifat seperti olahraganya yakni bulutangkis yang mengedepankan sportivitas, demokratis dan keterbukaan, sehingga tidak akan ada pihak yang dirugikan.

"Tapi kita berharap bulutangkis seperti olahraganya sportif, demokratif, dan terbuka. Jangan sampai ada politik uang apalagi ada sogok-menyogok untuk mendukung salah satu calon," pungkasnya.

Sejauh ini memang sudah ada beberapa nama yang digadang-gadang akan menjadi Ketua Umum PBSI yang baru, tetapi untuk siapa nama pasti yang bakal mengisi bursa Ketum PBSI belum diketahui secara pasti.