INDOSPORT.COM - Legenda bulutangkis Prancis, Pi Hongyan membeberkan dua alasan mengapa negara-negara di benua Asia masih sangat dominan di bulutangkis ketimbang Eropa.
Tidak dapat dipungkiri bahwa saat ini, kiblat bulutangkis dunia adalah benua Asia. Hal ini dapat dibuktikan dari setiap adanya turnamen bulutangkis internasional yang Open maupun major event, podium tertinggi pasti dikuasai pemain-pemain Asia.
Sangat jarang pemain-pemain Eropa bisa menguasai podium bulutangkis di era sekarang. Dan hal ini sangat kontras dengan apa yang terjadi di masa lalu, dimana pemain Benua Biru masih sangat mampu memberikan perlawanan pada kekuatan bulutangkis benua Asia.
Menurut eks pebulutangkis China yang menjadi legenda hidup bulutangkis Prancis, Pi Hongyan, kesenjangan kekuatan yang terjadi antara benua Eropa dan Asia disebabkan oleh dua hal.
"Bagi saya, ada dua hal penting di mana negara-negara Eropa merasa sulit untuk menangkap orang Asia. Salah satunya adalah volume pelatihan yang dilakukan di usia muda," katanya.
"Mereka (orang Asia) selalu melakukan 100 persen pelatihan penuh waktu ketika masih muda, sedangkan di Eropa akan selalu ada proyek ganda untuk pemain, menyeimbangkan antara pelatihan dan belajar untuk pendidikan mereka," ujar Pi Hongyan dikutip dari situs olahraga Badminton Europe.
"Untuk Eropa, kami tidak punya pilihan selain beradaptasi, karena penting bagi individu untuk belajar juga," tuturnya.
Pi Hongyan sendiri merupakan eks pebulutangkis China yang memutuskan hijrah ke Prancis dan menjadi legenda di sana. Ada banyak gelar yang telah dipersembahkannya untuk negara barunya tersebut.
Mulai dari gelar juara di turnamen Open hingga medali perunggu Kejuaraan Dunia Bulutangkis sudah berhasil dipersembahkan oleh Pi Hongyan untuk Prancis.