INDOSPORT.COM - Serius saingi Indonesia, Direktur Pengembangan Bakat Muda Asosiasi Bulutangkis Malaysia (BAM), Misbun Sidek meminta legenda Malaysia, Kwan Yoke Meng untuk bulatkan tekad.
Kwan Yoke Meng merupakan eks pebulutangkis yang menjadi bagian dari skuat Negeri Jiran dalam merebut Piaal Thomas 1992, dan sempat menjadi anggota yang sangat penting dalam pengaturan kepelatihan pebulutangkis junior Malaysia.
Selain itu, Kwan Yoke Meng juga pernah menjadi pelatih skuat U-18 Malaysia, sebelum akhirnya dikeluarkan dan ditunjuk sebagai pelatih tim putri U-13. Sebelum akhirnya menunjuk Misbun Sidek, BAM sebelumnya menunjuk eks pebulutangkis untuk menangangi skuat junior.
Dengan posisinya sebagai Direktur Pengembangan Bakat Muda BAM, Misbun Sidek menginginkan kembali Kwan Yoke Meng untuk tidak mengambil tugas barunya dengan begitu pesimis dan harus menganggapnya sebagai sebuah tantangan baru meskipun posisinya diturunkan.
“Dia seharusnya tidak kehilangan semangat. Padahal, tugasnya penting. Saya diberi mandat untuk menertibkan program pembinaan dan pelatihan, dan yang saya lakukan adalah bertukar peran di ntara para pelatih," ujar Misbun Sidek dikutip media The Star.
Disebut oleh Misbun Sidek yang sebelumnya telah mengklaim bahwa dirinya sudah menemukan pemain seperti Lee Chong Wei menyebut posisinya saat ini akan dimanfaatkannya untuk memberikan kesempatan kepada banyak orang termasuk legenda Malaysia Kwan Yoke Meng.
"Saya tidak melakukan sesuatu yang drastis, tidak ada pelatih yang disingkirkan. Saya ingin memberi semua orang kesempatan untuk menunjukkan apa yang bisa mereka lakukan," lanjutnya.
“Yoke Meng sudah bersama tim nasional sejak lama. Dia menangani tunggal putra U-18 sebelumnya, jadi saya tidak melihat ada yang salah dengan saya memberinya peran baru," tambahnya.
Direktur Pengembangan Bakat Muda BAM Misbun Sidek bahkan menyebut dengan pengalaman yang dimiliki legenda Malaysia Kwan Yoke Meng, ia sangat menantikan pemain Negeri Jiran bisa ditingkatkan kualitasnya sehingga bisa sejajar dengan Indonesia, China dan Jepang.
“Dengan pengalaman dan kaliber yang dimilikinya, dia seharusnya tidak memiliki masalah dalam mengelola skuat putri U-13. Saya menantikan dia untuk meningkatkan standar pemain ini ke tingkat yang setara dengan kelompok usia di bawah 15 dan 16 tahun," pungkasnya.
Tentunya ini merupakan sebuah alarm bahaya untuk Indonesia untuk lebih menggencarkan regenerasi bakat muda agar tidak tersusul oleh negara-negara seperti Malaysia.