INDOSPORT.COM – Bulutangkis memang belum sepopuler olahraga lain seperti sepak bola atau tenis yang lebih mendunia. Namun tak berarti olahraga tepok bulu menjadi monopoli negara-negara tertentu saja, apalagi saat ini sudah banyak muncul kekuatan baru dari sejumlah negara.
Tak terkecuali dari para atlet kulit hitam. Makin populernya bulutangkis juga berjalan beriringan dengan semakin banyaknya atlet yang datang dari berbagai daerah dan ras.
Di antaranya adalah ketiga atlet bulutangkis kulit hitam, yang profil singkatnya telah INDOSPORT rangkum seperti berikut ini.
Edward Ekiring
Pemain asal Uganda ini adalah rajanya tunggal putra Afrika. Meski bulutangkis tak sepopuler sepak bola di negaranya, penggemar tepok bulu rupanya semakin menjamur. Terbukti dengan munculnya para atlet yang sukses di kancah Afrika.
Nama Edwin Ekiring mencuri perhatian BWF ketika tampil di ajang sekelas Kejuaraan Dunia 2015. Namun sayang, di event yang berlangsung di Indonesia tersebut, ia harus angkat koper setelah kalah dari HS Prannoy dengan skor 14-21 dan 19-21.
Selama kariernya di bulutangkis, pria berusia 36 tahun ini pernah tampil di Olimpiade sebanyak dua kali, yakni di edisi Beijing 2008 dan London 2012. Ia pun menjadi atlet Uganda pertama yang dikirim ke Olimpiade di cabor bulutangkis. Namun atlet yang telah pensiun tersebut belum mampu melangkah jauh.
Edwin Ekiring mencatat peringkat 76 BWF sebagai ranking tertingginya dan menjadi pemain Afrika nomor satu selama lebih dari 10 tahun. Ini menasbihkan Ekiring sebagai raja tunggal putra dunia. Ia bahkan memiliki julukan sendiri, yakni Si Mutiara Hitam.
Leonice Huet
Tunggal putri asal Prancis ini memiliki target untuk lolos Olimpiade 2024, ketika negaranya berperan sebagai tuan rumah. Menjadi salah satu dari segelintir atlet bulutangkis berkulit hitam, Leonice Huet bertekad untuk unjuk gigi di panggung bergengsi.
“Penting sekali bagi orang-orang kulit hitam untuk tahu bahwa mereka sanggup meraih kesuksesan dalam hidup. Penting untuk menyampaikan pesan seperti ini untuk menginspirasi mereka,” tutur Huet, dikutip dari laman Olympic Channel.
Ia juga mengidolakan atlet wanita berkulit hitam yang sukses di tenis, yakni Serena Williams dan Naomi Osaka. Tunggal putri peringkat 164 dunia ini pun memiliki misi untuk berkontribusi dalam diskusi global tentang ras dan kesetaraan.
“Idola seperti Serena Williams, yang menang 23 Grand Slam, amat berarti. (Naomi Osaka) adalah pencerahan, aktivis gerakan Black Lives Matter. Dan bagi saya dia adalah sosok kekuatan kami,” lanjutnya.
Dorcas Ajoke Adesokan
Pebulutangkis putri yang satu ini berasal dari Nigeria. Dalam kariernya, Dorcas Ajoke Adesokan bermain rangkap di tiga sektor sekaligus, yakni tunggal putri, ganda putri, dan ganda campuran.
Perjalanan karier Adesokan tak selalu mulus. Ia bahkan pernah dilarang sang ayah untuk bermain bulutangkis, karena takut dirinya terjebak praktik prostitusi. Adesokan yang pernah meraih medali emas di Kejuaraan Afrika ini pun mencoba membuktikan apa yang diyakini ayahnya selama ini adalah salah.
Untungnya, dia memiliki ibu dan saudara laki-lakinya yang selalu mendukung setiap perjalanan kariernya.
“Berdasarkan cerita yang beliau dengar, beliau khawatir saya akan menjadi gadis nakal, mungkin pelacur,” kata Adesokan saat diwawancarai TrustSports.
“Ibu saya adalah pendukung no. 1 saya. Faktanya, seluruh keluarga sekarang mendukung saya,” tambah Adesokan.
Menjadi tunggal putri nomor 1 Afrika saat ini, Dorcas Ajoke Adesokan pun diproyeksikan untuk mewakili Nigeria ke Olimpiade Tokyo yang diadakan 2021 mendatang.