INDOSPORT.COM – Mengenal lebih jauh keluarga Popov yang penuh dengan talenta dan kecintaan dengan bulutangkis. Ya, keluarga Prancis ini memiliki pasangan kakak-beradik yang tengah naik daun di panggung bulutangkis internasional.
Seperti banyak tercipta di Indonesia, sederet pemain bulutangkis top dunia mewarisi bakat olahraga dari kedua orang tuanya. Di Tanah Air, barangkali dinasti Mainaky Bersaudara menjadi salah satu keluarga bulutangkis yang paling ngetop.
Bagaimana tidak, lima dari tujuh anggota keluarga Mainaky merupakan pebulutangkis kenamaan dunia, yakni Marleve, Richard, Karel, Rexy, hingga Rionny.
Tak hanya menyumbang berbagai prestasi bergengsi untuk Merah Putih seperti Olimpade, beberapa dari mereka bahkan masih aktif memoles bakat-bakat bulutangkis baru.
Contoh lain adalah keluarga Icuk Sugiarto yang menurunkan talentanya kepada kedua anaknya, yakni Tommy Sugiarto dan Jauza Fadhila Sugiarto.
Munculnya keluarga atlet bulutangkis tak hanya terjadi di Asia, tetapi juga di Eropa. Salah satunya adalah keluarga Popov yang tengah mencuri perhatian banyak pencinta bulutangkis saat ini.
Dari Bulgaria ke Prancis
Ambisi membuat Toma Popov, seorang mantan pemain bulutangkis, memboyong keluarganya ke Prancis dari Bulgaria 17 tahun silam. Sang istri, Tzvetonira, adalah mantan wasit bulutangkis nasional di Bulgaria. Mereka berdua memiliki tiga putra bernama Toma Junior, Christo, dan Boris.
Toma senior kini menjadi pelatih bulutangkis di Fos-sur-Mer di Prancis Selatan dan berharap ketiga putranya menjadi atlet yang lebih baik dari dirinya.
“Saya adalah pemain bagus, tapi tidak sampai level ini. Tentu saja saya ingin membuat anak-anak saya lebih baik. Bulutangkis sudah tak sama lagi sejak 25 tahun lalu. Sejak (era) Peter Gade, Lin Dan, dan Taufik Hidayat, kecepatan bermain menjadi jauh lebih tinggi,” tutur sang ayah kepada laman BWF.
Ketiga putra Popov berlatih di klubnya, yang dilengkapi dengan segala kebutuhan untuk menunjang pengembangan bakat para atlet-atlet muda.
“Kadang-kadang kami kerja sama dengan tim nasional, tapi kami tinggal di pusat pelatihan kami di selatan Prancis. Saya membuat perencanaan latihan, kami punya tim besar. Kami memiliki pelatih fisik dan ahli kinesiologi.
“Saya ingin membuat ketiga putra saya menjadi pemain bulutangkis. Anak bungsu saya berusia 10 tahun dan saya berharap dia menjadi pemain bagus. Kami juga punya pemain hebat lainnya di pusat latihan.”
Mimpi Toma Popov untuk membentuk pebulutangkis top sudah di jalan yang benar. Kedua putra tertuanya baru-baru ini meraih prestasi membanggakan yang membuat Prancis turut diperhitungkan dalam kontestasi bulutangkis dunia.