INDOSPORT.COM - Media asing soroti kekuatan bulutangkis Indonesia yang tidak merata di semua sektor, mulai dari tunggal putra hingga ganda campuran.
Indonesia memang sudah dikenal dengan negara bulutangkis sejak dulu yang telah melahirkan banyak talenta berbakat yang berhasil menguasai elit dunia.
Namun memang patut diakui jika seiring dengan bergesernya era, mulai terjadi pergeseran kekuatan di tim bulutangkis Indonesia dan itu yang menjadi sorotan dari Badminton Asia.
Badminton Asia turut menyoroti bagaimana perbedaan kekuatan dari setiap sektor di bulutangkis Indonesia. Menurut mereka terjadi gap yang sangat besar.
Ketika tunggal putra, ganda putra dan ganda campuran, mengalami regenerasi yang cukup baik, namun tidak dengan sektor tunggal dan ganda putri.
Bagi Badminton Asia, sektor tunggal putri sudah tak lagi memiliki figur legenda semenjak era Susy Susanti dan Mia Audina berakhir.
Tidak hanya di tunggal putri, di ganda putri juga terjadi hal yang sama. Dimana tidak adanya figur legenda yang bisa ditemukan di sektor yang sekarang dinakhodai oleh Greysia Polii/Apriyani Rahayu.
Tentunya melihat gap yang cukup besar di lima sektor bulutangkis Indonesia akan menjadi tugas yang tidak mudah untuk Ketua Umum PBSI yang baru Agung Firman Sampurna.
Terlebih lagi Ketum PBSI periode 2020 - 2024 Agung Firman Sampurna memiliki cita-cita untuk membawa pulang Piala Thomas - Uber kembali ke pelukan Tanah Air tercinta di masa kepemimpinannya.
Namun jika kelima sektor tidak memiliki kekuatan yang merata, maka mimpi Ketum PBSI periode 2020 - 2024 Agung Firman Sampurna untuk bisa mengawinkan kembali Piala Thomas - Uber akan menjadi sangat sulit.