INDOSPORT.COM – Petenis asal Spanyol, Rafael Nadal, menyoroti tidak adanya hakim garis di turnamen ATP Finals menyusul kekalahannya dari Dominic Thiem.
Bermain di O2 Arena, London Inggris, Selasa (17/11/20) atau Rabu dini hari WIB, Rafael Nadal harus mengakui keunggulan lawan lewat permainan dua set langsung, 6-7(7), 6-7(4).
Secara umum, ini menjadi kekalahan kelima Rafael Nadal dari total 14 pertemuan dengan Dominic Thiem dalam kompetisi resmi.
Berbicara usai kekalahannya, juara Prancis Terbuka 2020 itu sejatinya merasa puas dengan permainan yang dia tampilkan. Namun, dia tidak bisa menerima fakta bahwa fungsi hakim garis sudah digantikan oleh teknologi Hawkeye (Mata Elang), akibat dampak pandemi COVID-19.
Teknologi ini memiliki fungsi yang sama dengan hakim garis yang secara otomatis memutuskan apakah bola masuk atau keluar selama pertandingan.
Teknologi Haawkeye yang sudah digunakan sejak AS Terbuka 2020 ini awalnya mendapat dukungan dari petenis Serbia, Novak Djokovic, namun Nadal dengan tegas menyatakan tidak suka.
"Saya tidak ingin menimbulkan kontroversi, tetapi saya pikir lapangan tradisional dengan hakim garis terlihat jauh lebih baik," kata pria Spanyol berusia 34 tahun itu, dilansir dari Canberra Times.
“Novak mengatakan hakim garis tidak diperlukan. Semua pendapat dihormati. Ada berbagai visi tentang olahraga ini, tetapi bagi saya, saya kurang menyukainya tanpa hakim garis,” lanjut Nadal.
Nadal sendiri menekankan adanya hakim garis yang dijalankan seorang manusia jauh lebih penting, apalagi bila turnamen berencana mencopot fungsi wasit kursi maka Nadal merasa tenis sudah kehilangan ruhnya.
“Teknologi itu boleh ada, bisa jadi hanya kami berdua di pengadilan jika kami mau. Tapi saya pikir sisi manusia memberi nilai lebih pada olahraga,” tandas Nadal.
Kekalahan Nadal dari Thiem membuat ia harus mengalahkan Stefanos Tsitsipas pada Kamis untuk tetap menghidupkan harapannya memenangi gelar ATP Finals untuk pertama kalinya dalam karirnya yang mengkilap.
Pertandingan ini akan menentukan kiprah petenis Spanyol itu dalam ATP Finals 2020. Apalagi, dia berambisi meraih trofi perdana dalam ATP Finals. Sejak pertama lolos kualifikasi, 2005, Rafa belum sekalipun juara.