INDOSPORT.COM – Pebutangkis tungga putri Korea Selatan, An Se-young, yang awalnya hanyaah atlet termuda di pelatnas negaranya kini menjadi momok bagi lawan-lawannya yang terhitung masuk peringkat papan atas.
An Se-young berhasil bergabung dengan tim nasional Korea Selatan ketika dirinya masih berusia 15 tahun. Sebagai anggota pelatnas termuda, debutnya di bulutangkis elit berjalan begitu bagus.
Pemain yang kini berusia 18 tahun itu juga merupakan calon tunggal putra terbaik Korea yang akan maju ke Olimpiade Tokyo 2020. Dia akan menjadi tumpuan Korea dalam mencari medali pertama sejak Bang Soo-hyun memenangkan emas di Atlanta 1996.
Korea tentunya punya harapan besar bisa meraih emas di acara bulutangkis , mengingat tiga wakilnya di sektor putri saat ini menduduki peringkat 20 besar dunia, termasuk An Se-young yang berada di posisi ke-9.
Mengawali debutnya untuk timnas pada 2017 pada usia 15 tahun, An berhasil menumbangkan medali perunggu tim junior dunia, medali perunggu Piala Uber, dan menaklukan sejumlah pemain top dunia.
Dua tahun kemudian, An dinobatkan sebagai Pemain Paling Menjanjikan tahun 2019 oleh Federasi Bulutngkis Dunia (BWF). Semuanya itu dicapai sebelum dirinya berusia 18 tahun pada Februari 2020.
“Bermain dengan timnas merupakan pengalaman yang luar biasa karena saya yang termuda dan saya mendapatkan banyak pengalaman berkompetisi melawan pemain internasional ternama,” jelas An dalam fitur BWF Badminton Unlimited.
Tak mengherankan bila An Se-young lantas dianggap sebagai salah satu talenta paling berbahaya saat ini di bulutangkis. Hal ini tak lepas dari lonjakan prestasi yang dicapai gadis asal Gwangju ini.
“Kami harus melalui proses seleksi untuk masuk timnas,” ujar An saat menuturkan perjalanannya masuk pelatnas ketika masih berstatus siswa SMA.
“Saya mengikuti seleksi berdasarkan rekomendasi dan akhirnya lolos karena saya memenangkan banyak pertandingan uji coba,” lanjutnya.
“Saya bermain selama sekitar satu tahun di tim junior sebelum bergabung dengan tim nasional (senior).”
Meski begitu, tidak mudah bagi An Se-yong menjalani peran pemain termuda di pelatnas. Dia sempat diremehkan lantaran perbedaan generasi dan juga komunikasi jadi penghalang utama.
Meski begitu, An Se-young menghadapinya tanpa gentar hingga akhirnya dia membuat permainannya selalu dinantikan oleh banyak orang. Selain itu dia mampu menempatkan dirinya dalam daftar Orang Tersukses di Bawah 30 Tahun Forbes Asia untuk hiburan dan olahraga.
An Se-young semakin menggebrak dunia. Dia berada di peringkat 78 dunia ketika dia mencapai final Tur BWF pertamanya pada Mei 2019.
Se-young secara sensasional mengalahkan pemain Amerika Serikat, Zhang Beiwen, Aya Ohori asal Jepang dan Li Xuerui asal China untuk memenangkan gelar New Zealand Open pada Mei lalu yang merupakan kemenangan pertamanya di BWF World Tour.
Se-young juga membantu Korea Selatan menunjukan dominasi mereka di grup C Piala Sudirman 2019, saat dirinya menaklukkan ratu bulutangkis dunia Tai Tzu-ying yang negaranya Chinese Taipei akhirnya tersingkir dari turnamen tersebut.
Kemudian kemenangan yang tak pernah terlupakan, adalah ketika An Se-young memastikan gelar French Open 2019 usai menungukkan peraih medali emas Olimpiade Rio 2016, Carolina Marin.
“Saya tidak berharap untuk bermain begitu baik di tim nasional, tetapi saya berkata pada diri saya sendiri bahwa saya akan berada di posisi yang lebih baik jika saya bermain tanpa tekanan, dan mungkin itu membantu," tandas An.