INDOSPORT.COM – Pebulutangkis asal India, Srikanth Kidambi, merasa bahwa kekurangan yang diungkap mantan pelatihnya, Mulyo Handoyo ada benarnya, sehingga dia pun terpacu untuk membenahi performa.
Srikanth Kidambi diketahui pernah mencicipi masa-masa manis kala dilatih oleh pelatih asal Indonesia, Mulyo Handoyo. Dia bahkan mencapai lima partai final turnamen Super Series dan memenangkan empat di antaranya, serta hanya kalah sekali dari rekan senegaranya, Sai Praneeth.
Namun, masa-masa indah itu tidak berlangsung lama.Setelah Mulio mengundurkan diri pada 2018, Srikanth kesulitan meraih juara dalam tiga tahun terakhir. Hasil terbaiknya hanya mencapai final Indian Open 2019.
Mulyo Handoyo sendiri juga pernah menyebut bahwa mundurnya performa mantan anak asuhnya ini karena sang pemain kurang motivasi dan membutuhkan pelatih baru.
“Saya telah menyaksikan dia bermain belakangan ini. Keahlian teknis dan strateginya masih bagus. Hanya kemampuan fisiknya yang tidak mendukungnya. Saya pikir secara fisik dia tidak cukup fit dan kurang motivasi, ” ujar Mulyo Handoyo dikutip di media Hindustantimes beberapa waktu lalu.
Kini Srikanth juga mulai menyadari Mulyo Handoyo ada benarnya. Sejak berpisah dengan sang pelatih, dia mengaku tak pernah berpikir untuk mencari pelatih baru karena lebih fokus ke pelatihan.
“Mungkin apa yang dikatakan Mulyo (Handoyo) benar, tapi saya tidak pernah terpikir untuk membutuhkan pelatih baru sebelumnya. Bagi saya yang terpenting adalah berlatih,” ujar Srikanth dilansir dari Aiyuke.
“Mulyo memiliki banyak pengalaman melatih, telah melihat banyak pemain, dan melatih juara dunia dan juara Olimpiade, jadi dia bisa melihat masalah saya.”
Sebelum pandemi virus corona, Srikanth tidak memenangkan satu pun gelar pada musim 2019, namun dia tetap mendapatkan sponsor Li Ning sebesar 33,62 juta atau setara Rp72 miliar.
Selamat mengarungi turnamen Race to Tokyo, peringkatnya bahkan anjlok di posisi ke-22, di belakang rekan setimnya, Praneeth, dan berisiko kehilangan tiket Olimpiade Tokyo.
Namun, akhirnya dia mendapatkan pelatih baru pada Maret lalu, yakni Agus Dwi Santoso. Agus sejatinya resmi ditunjuk untuk melatih tunggal putra India pada bulan Maret lalu, namun pelatihan diundur sampai bulan Agustus lantaran pandemi virus corona.
Bagi Srikanth, Agus tidak hanya berpengalaman dalam melatih, namun juga memberikan warna baru dalam gaya permainannya, yang cenderung mengarah ke gaya tunggal putra Indonesia.
Hasil pelatihan yang dijalani bersama Agus begitu dirasakan Srikanth dengan dirinya mampu menembus babak perempat final Denmark Open 2020 pada Oktober lalu.
Berkat pencapaiannya itu, peringkatnya di rangking BWF naik di posisi 14. Berbekal torehannya itu, Srikanth semakin percaya diri mengamankan posisi 16 besar demi menembus Olimpiade Tokyo tahun depan.
“Jika saya bermain dalam performa terbaik, saya tidak perlu mempertimbangkan ambil bagian dalam terlalu banyak turnamen kualifikasi. Selama saya memenangkan beberapa pertandingan, saya pasti memenuhi syarat untuk berpartisipasi di Olimpiade.”
Musim 2017 menjadi tahun paling gemilang dalam karir Srikanth. Dia memenangkan 4 turnamen Super Series di Indonesia, Australia, Denmark, dan Prancis, serta 1 runner-up Super Series di Singapura. Pencapaiaannya itu membuat dia akhirnya memuncaki peringkat dunia pada tahun 2018.