INDOSPORT.COM – Pelatih bulutangkis asal Indonesia, Agus Dwi Santoso, telah memulai perjalanannya mengasuh para atlet India. Mulai bulan Maret 2020, ia bertugas untuk memoles para pebulutangkis tunggal putra.
Kepada INDOSPORT, Agus Dwi Santoso membagikan ceritanya ketika memulai karier di Negeri Anak Benua Tersebut. Memiliki tiga anak-anak yang sudah berkeluarga dan si bungsu sedang kuliah, Agus pun mengajak sang istri untuk menemaninya.
Mengingat kembali awal kedatangannya di India seiring dengan merebaknya pandemi corona, mantan pelatih Hendrawan ini merasa bersyukur karena proses adaptasinya tak terganggu.
“Hari Kamis 12 Maret pagi datang terus tanda tangan kontrak di Delhi. Siang jam 1 pemerintah mengumumkan lockdown, semua penerbangan dari dan ke India ditutup. Jadi ya mungkin sudah jalannya,” buka Agus kepada INDOSPORT.
Agus Dwi Santoso melanjutkan, baru memulai latihan bersama para pemain di minggu terakhir Agustus. Namun karena masih dalam situasi pandemi, untuk sementara sesi latihan berlangsung online melalui Zoom.
Ia mengaku diberi kebebasan oleh kepala pelatih tim nasional bulutangkis India, Gopichand Pullela dalam mengasuh anak-anak didiknya.
“Gopichand Pullela memberi kebebasan pada saya di sini. Dia mendukung apa yang saya lakukan dan bagaimana cara saya melakukannya,” lanjut Agus.
Saat ini, Agus Dwi Santoso menangani sektor tunggal putra, sementara tunggal putri dilatih oleh pelatih asal Korea Selatan, Park Tae-sang. Agus melatih di Pelatnas India yang berada di Hyderabad, sekaligus menangani kamp pelatihan pemain-pemain pilihan yang diproyeksikan berlaga di Olimpiade Tokyo tahun depan.
Ketiga pemain itu adalah Srikanth Kidambi, Sai Praneeth, dan Parupalli Kasyhap yang baru bergabung. Nama terakhir sempat melontarkan kritikan tajam kepada Asosiasi Bulutangkis India (BAI) karena tak dimasukkan ke dalam kamp pelatihan untuk Olimpiade meski masih berpeluang lolos kualifikasi.
Sebelumnya Agus sendiri juga mengeluhkan minimnya pemain-pemain top yang mengikuti kamp untuk Olimpiade. Mengutip laporan Times of India, hanya ada empat pemain yang bergabung pemusatan latihan dari delapan nama yang ditunjuk.
Agus Dwi Santoso lantas mengungkapkan misi yang diterima dari PBSI-nya India. “Target medali olimpiade,” tegasnya.
Sepanjang keikutsertaan India di Olimpiade sektor bulutangkis, mereka baru membawa pulang dua medali. Saina Nehwal mempersembahkan medali pertama berupa perunggu di Olimpiade London 2012. Empat tahun kemudian, PV Sindhu meraih medali perak setelah kalah dari Carolina Marin (Spanyol) di partai final.
Agus Dwi sendiri pernah memoles sektor tunggal Korea Selatan. Tangan dinginnya mengantarkan dua pebulutangkis Korea, Son Wan-ho dan Sung Ji-hyun, berprestasi di panggung dunia.
Agus bersama tim Korea Selatan juga menjadi juara Piala Sudirman 2017 di Australia usai mengandaskan tim China dengan skor ketat 3-2.
Usai berkiprah di Korea Selatan, Agus Dwi Santoso menyambung kariernya di Thailand pada awal 2019. Di Negeri Gajah Putih ia juga sukses menempa sektor tunggal. Badminton Lovers Indonesia mungkin masih ingat ketika anak didik Agus yakni Kantaphon Wangcharoen, mengalahkan Anthony Ginting di babak 16 besar Indonesia Open 2019.
Di Indonesia sendiri, Agus Dwi Santoso juga pernah menangani sektor tunggal putra era 1998-2003. Ia lalu kembali ke Pelatnas PBSI untuk menggantikan Hendrawan pada 2010 silam.