INDOSPORT.COM – Siapa masih ingat Shon Seung-mo, pebulutangkis Korea Selatan yang pernah patah hati ketika dikalahkan Taufik Hidayat di final Olimpiade Athena 2004?
Shon Seung-mo adalah salah satu pemain tunggal putra tersukses Negeri Ginseng dengan persembahan medali perak Olimpiade-nya. Ia melaju ke partai final dengan mengusir pemain Indonesia, Sony Dwi Kuncoro dalam laga tiga set.
Namun di partai final, mimpinya untuk menjadi tunggal pertama Korea Selatan yang mendapat medali emas Olimpiade, pupus di tangan seorang Taufik Hidayat. Berstatus sebagai unggulan ketujuh, Shon menyerah dari Taufik Hidayat dua set langsung, 8-15 dan 7-15.
Kalah di tangan legenda Indonesia dalam memperebutkan gelar paling bergengsi tersebut diakuinya sebagai kekalahan terberat. Bahkan beberapa tahun setelahnya, Shon masih belum bisa sembuh dari rasa kekecewaannya pada waktu itu.
“Kekalahan dari Taufik berat untuk diterima. Mencapai final Olimpiade dan tidak memenangkannya, itu adalah kekecewaan besar. Kadang-kadang rasanya masih sakit, tapi hidup harus lanjut terus. Yang terpenting, saya bisa mempersembahkan medali perak untuk negara saya,” tutur Shon pada IANS, 2012 silam.
Pernah Hampir Buta
Shon Seung-mo lahir di Miryang, sebuah kota di tenggara Korea Selatan. Kesuksesan pria kelahiran 1980 ini bukannya didapat dengan instan. Bahkan ia pernah terancam nyaris buta usai mata kanannya terkena lecutan tajam dari kok lawan ketika latihan bulutangkis saat ia masih di bangku sekolah.
Ia pun harus mendapat implan mata, meski tak bisa sepenuhnya pulih 100 persen. “Saat saya berlatih, saya tak bisa memukul kok dengan baik. Jadi saya marah dan ingin berhenti,” bebernya saat mengenang perjuangannya, dikutip dari KBS News.
Untungnya Shon tak cepat putus asa dan terus berlatih hingga menjadi pemain bulutangkis nasional dan membawa bendera Korea Selatan di turnamen-turnamen internasional.
Shon Seung-mo mengoleksi sejumlah gelar individu, seperti Norwegian International 1999, Korea International 2007, Singapore International 2009, dan Hong Kong Open 2001.
Ia bahkan turut membantu negaranya meraih medali emas beregu putra di Asian Games 2002 dan gelar Piala Sudirman 2003, ketika mengalahkan China di partai final dengan skor 3-1.