INDOSPORT.COM – Lahir pada 26 Februari 1982 di Wuhan, China dari pasangan Li Sheng Ping, yang merupakan mantan pebulutangkis nasional dan Yan Ping. Nama Li Na menjadi begitu naik daun usai Ia berhasil menjadi petenis Asia pertama yang menjuarai Grand Slam atau lebih tepatnya pada Australia Open 2014.
Kala itu Li menaklukkan wakil Slovakia, Dominika Cibulkova dengan kemenangan telak, 7-6 dan 6-0 di Rod Laver Arena, Melbourne Park pada Sabtu, 25 Januari 2014.
Sebelum Australia Open, Li Na juga menjadi petenis Asia pertama yang sukses merebut gelar Prancis Open pada tahun 2011.
Oleh sebab itu, menuju gelaran Australia Open 2021 yang akan diselenggarakan pada 8 – 21 Februari INDOSPORT akan mengupas perjalanan hidup dan prestasi Li Na yang fenomenal.
Bukan bermula dari tenis, Li kecil justru memulai kariernya dari cabor bulutangkis mengikuti jejak sang Ayah. Ia memutuskan untuk berpindah ke tenis sejak bertemu Xia Xiayou, yang sempat menjadi pelatihnya.
Berlatih sejak tingkat SD, di usia ke-15 tahun Li berhasil masuk Timnas Tenis China dan terjun ke dunia kompetisi profesional setahun setelahnya, yakni pada tahun 1998.
Namun di akhir tahun 2002, Li membuat keputusan besar untuk rehat sejenak dari Timnas dan melanjutkan pendidikan di Huazhong Institute of Science and Technology. Baru dua tahun kemudian, Ia kembali ke Timnas dan bertemu dengan pujaan hati yang kini sudah menjadi suami dan pelatihnya, Jiang Shan.
Satu tahun kemudian, Ia mencatatkan namanya dalam sejarah untuk pertama kali sebagai atlet tenis China pertama yang memenangkan WTA Guangzhou International Women Open 2003.
Singkat cerita, pada tahun 2011 Li kembali membuat dunia tenis gempar karena sukses keluar sebagai juara Grand Slam Prancis Open setelah menekuk sang juara bertahan asal Italia, Fransesca Schiavone setelah menjadi runner-up pada Australia Open 2011.
“China adalah negara yang padat dengan total penduduk 1,3 Miliar orang. Namun, kami belum pernah mempunyai petenis nomor satu dunia atau juara Grand Slam. Padahal, tidak ada tekanan,” ucap Li dalam video kampanye WTA ‘Strong Is Beautiful’ .
Dengan gelar tersebut, ambisinya untuk meraih lebih banyak juara Grand Slam pun tidak tertahankan.
Membayar kekalahan sebelumnya, Li akhirnya sukses mengibarkan bendera China pada turnamen Australia Open 2014 dengan sederet rekor baru seperti raihan peringkat tertinggi WTA World yang pernah dicapai, yakni nomor 2 dan petenis putri Asia pertama yang menjuarai Australia Open.
Sayangnya, di tahun yang sama tepatnya 19 September 2014 melalui media sosial Ia mengumumkan pensiun dari dunia tenis di usia 32 tahun karena cedera lutut kronis yang dideritanya. Li menjelaskan bahwa Ia sudah berusaha untuk sembuh dan pulih, tetapi nyatanya cedera tersebut datang berulang kali dan membahayakan kesehatannya.
Li mengundurkan diri dari dunia olahraga yang membesarkan namanya dengan total 11 gelar kemenangan dan sejarah besar sebagai pendobrak pintu kemenangan. Bukan hanya untuk China, tetapi untuk Asia.